Bhataramedia.com – Jika Anda berolahraga secara teratur dan berharap untuk meningkatkan kesehatan Anda, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana olahraga yang anda lakukan diterjemahkan ke dalam kesehatan yang lebih baik. Menurut para peneliti di Karolinska Institute, Swedia, olahraga benar-benar dapat mengubah DNA Anda.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan aktivitas beberapa gen atau menyebabkan beberapa gen menjadi kurang aktif, tetapi para ilmuwan tidak mengerti proses biologis yang mendasarinya. Jawabannya kemungkinan terletak pada proses yang disebut epigenetik. Epigenetik mengubah cara gen beroperasi, tetapi tidak benar-benar mengubah DNA itu sendiri.
Perubahan Epigentic terjadi pada lapisan luar gen melalui proses yang disebut metilasi. Proses ini mengubah kemampuan gen untuk menerima dan bereaksi terhadap sinyal yang diterimanya dari tubuh.
Perubahan metilasi terjadi akibat reaksi terhadap faktor-faktor gaya hidup, termasuk respon terhadap diet dan faktor lingkungan seperti polusi. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan kita, tergantung pada gen tertentu yang terkena dampak.
Di dalam studi terbaru, para peneliti meminta relawan untuk bersepeda selama tiga bulan, hanya dengan menggunakan satu kaki. Kaki yang tidak dilatih bertindak sebagai kontrol. Biopsi kemudian diambil dari kedua kaki pada awal penelitian. Hasilnya, kaki yang digunakan untuk bersepeda menunjukkan perbaikan fisik yang diharapkan. Pengamatan mikroskopis kemudian menemukan bahwa lebih dari 5.000 situs di genom jaringan otot yang diambil dari kaki yang dilatih menunjukkan perubahan pola metilasi bila dibandingkan dengan jaringan otot yang diambil dari kaki yang tidak dilatih.
Sebagian besar gen yang terkena dampak diketahui mempengaruhi metabolisme energi, respon insulin, dan peradangan di dalam otot. Semuanya merupakan faktor-faktor yang memainkan peran utama bagi kesehatan kita.
“Melalui latihan ketahanan atau olahraga secara teratur, kita dapat menginduksi perubahan yang mempengaruhi bagaimana gen kita bekerja. Kita akan menjadi lebih lebih sehat dan memiliki otot yang lebih fungsional, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup kita,” kata peneliti Malene Lindholm, seperti dilansir Karolinska Institute (17/12//2014).
