Bhataramedia.com – Penelitian baru menunjukkan orang tua yang mengalami migrain kemungkinan memiliki peningkatan risiko stroke, tetapi hanya jika mereka adalah perokok. Studi ini diterbitkan tanggal 22 Juli 2015 di Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology.
“Temuan kami dapat memberikan lebih banyak bukti mengapa berhenti merokok penting bagi orang yang mengalami migrain,” kata penulis studi, Teshamae Monteith, M.D., dari University of Miami Miller School of Medicine di Miami dan anggota American Academy of Neurology.
“Sementara penelitian mengenai migrain dan kejadian vaskular pada orang tua ini menemukan bahwa hanya perokok dengan migrain yang memiliki peningkatan risiko stroke, studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita yang lebih muda dari 45 tahun, yang memiliki migrain dengan aura, juga berada pada peningkatan risiko stroke, apakah mereka merokok ataupun tidak,” kata Monteith.
Pada penelitian ini, 1.292 orang dari Northern Manhattan Study dengan usia rata-rata 68 tahun yang melaporkan migrain, diikuti selama rata-rata 11 tahun untuk melihat siapa yang mengembangkan serangan jantung atau stroke. Dari mereka, 187 memiliki migrain tanpa aura dan 75 memiliki migrain dengan aura. Selama penelitian, sebanyak 294 stroke, serangan jantung dan kematian terjadi.
Studi ini tidak menemukan hubungan antara migrain dengan atau tanpa aura dan risiko baik stroke maupun serangan jantung. Namun, di antara perokok, migrain dikaitkan dengan 3 kali lipat peningkatan risiko stroke.
“Secara statistik, kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa hubungan antara migrain dan stroke pada perokok adalah karena kebetulan, namun, kami percaya asosiasi tersebut konsisten dengan penelitian lain,” kata Monteith, seperti dilansir American Academy of Neurology (23/07/2015).
Referensi Jurnal :
T. S. Monteith, H. Gardener, T. Rundek, M. S. V. Elkind, R. L. Sacco. Migraine and risk of stroke in older adults: Northern Manhattan Study. Neurology, 2015; DOI: 10.1212/WNL.0000000000001854.