Bhataramedia.com – Menurut studi dari Kansas State University, lalat yang beterbangan di sekitar rumah anda bisa jadi membawa bakteri resisten antibiotik, dimana bakteri ini biasanya yang ditemukan di limbah (sampah). Penelitian ini diterbitkan di jurnal Applied and Environmental Microbiology.
Serangga seperti lalat rumah dapat membawa bakteri resisten antibiotik dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti dari pakan ternak dan fasilitas pengolahan limbah di daerah perkotaan.
“Ada sejumlah serangga yang biasanya berhubungan dengan hewan, seperti lalat dan kecoak, kata Ludek Zurek, seorang profesor ekologi mikroba dan penulis utama penelitian ini. “Lalat rumah biasanya berada di tempat kotoran hewan diproduksi, seperti pada kotoran sapi, unggas dan babi. Kecoa, terutama kecoa Jerman, telah menjadi hama yang umum di peternakan babi,” lanjut Zurek.
Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention tahun 2013, minimal 2 juta orang terinfeksi bakteri resisten antibiotik dan setidaknya 23.000 orang meninggal setiap tahunnya sebagai akibat langsung dari infeksi bakteri tersebut di Amerika Serikat.
Antibiotik banyak digunakan di rumah sakit dan fasilitas produksi makanan hewan. Zurek dan rekan-rekannya menganalisis bakteri dari saluran pencernaan lalat rumah dan kecoak yang dikumpulkan dari pembuangan limbah kedua tempat tersebut.
“Kami menemukan bahwa lalat dan kecoak membawa bakteri yang sama yang ditemukan di dalam kotoran hewan,” kata Zurek. “Kemudian kami mulai mengambil sampel serangga yang ditemukan di sekitar daerah perkotaan, seperti pada restoran cepat saji. Ternyata, pada daerah perkotaan, kami menemukan lalat yang membawa bakteri resisten antibiotik,” tambah Zurek.
Lalat rumah di daerah perkotaan yang jauh dari tempat pengolahan limbah memiliki jumlah bakteri resisten antibiotik lebih sedikit bila dibandingkan dengan lalat yang ada di tempat pengolahan limbah. Akan tetapi, pada kenyataannya lalat rumah masih memiliki bakteri resisten antibiotik dan serangga ini sering berada di sekitar kita.
“Kecoa dan lalat rumah memiliki pergerakan yang tinggi dan mereka tertarik dengan wilayah pemukiman. Mereka sangat tertarik kepada makanan dan minuman sehingga memiliki potensi besar untuk memindahkan bakteri resisten antibiotik ke daerah perkotaan,” ungkap Zurek, seperti dilansir Nature World News (2/5/2014).
Serangga bukanlah satu-satunya sumber masalah. Zurek dan timnya menemukan bahwa burung liar, seperti burung gagak, juga membawa bakteri resisten antibiotik.