Bahaya Penggunaan Cuka untuk Mengobati Sengatan Ubur-Ubur

Ubur-ubur.

Bhataramedia.com – Studi yang dilakukan para peneliti di Australia menjelaskan bahwa menuangkan cuka di atas sengatan ubur-ubur dapat memperburuk kondisi seseorang yang tersengat ubur-ubur.

Cuka saat ini dianjurkan sebagai pertolongan pertama untuk sengatan ubur-ubur di Australia dan Amerika Serikat. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di James Cook University menemukan bahwa penggunaan cuka pada sengatan ubur-ubur justru dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya.

Temuan di dalam penelitian tersebut berlaku untuk sengatan beberapa jenis ubur-ubur, termasuk ubur-ubur kotak yang mematikan, seperti dilansir Nature World News (8/4/2014).

Racun ubur-ubur kotak dianggap sebagai salah satu racun yang paling berbahaya di dunia. Racun ubur-ubur kotak memiliki senyawa yang merusak hati, sistem saraf dan kulit. Ubur-ubur kotak memiliki struktur seperti anak panah yang disebut nematocyst pada tentakel mereka. Kontak dengan tentakel ubur-ubur kotak akan meninggalkan tanda seperti cambuk pada korban manusia. Namun, serangan ubur-ubur kotak terhadap manusia cukup langka.

The Australian Resusitasi Council (ARC) menjelaskan bahwa cuka atau 4-6 persen asam asetat dapat digunakan sebagai pilihan pertolongan pertama terhadap serangan ubur-ubur. Cuka tidak menghentikan rasa sakit, tetapi memperlambat keluarnya racun dari nematocyst. Namun, penelitian ini menemukan bahwa cuka dapat melakukan hal sebaliknya.

Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa cuka memicu pelepasan racun. Menurut Dr. Mark Little dari JCU dan Rumah Sakit Cairns, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi kembali rekomendasi pertolongan pertama untuk sengatan ubur-ubur Australia.

“Temuan di dalam penelitian kami meningkatkan kekhawatiran bahwa cuka memiliki potensi merugikan bila digunakan sebagai pertolongan pertama untuk mengobati sengatan ubur-ubur kotak,” kata ahli racun, Jamie Seymour dari Australian Institute of Tropical Health & Medicine (AITHM).

“Setelah disengat oleh ubur-ubur kotak bantuan medis harus segera diberikan dengan menggunakan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) secara berkala untuk memaksimalkan kesempatan bertahan hidup,” kata Associate Professor Seymour, di dalam rilis berita.

Studi ini didanai oleh Queensland Emergency Medicine Research Foundation dan dipublikasikan di Diving and Hyperbaric Medicine.

You May Also Like