BPA pada Produk Kalengan Naikkan Tekanan Darah

produk kaleng

Bhataramedia.com – Studi baru menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan dan minuman dari kaleng yang dilapisi dengan bahan kimia bisphenol A (BPA) dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

BPA sebelumnya telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk masalah jantung, masalah perkembangan pada anak-anak dan tekanan darah tinggi. Bahan kimia ini banyak digunakan di dalam berbagai produk, mulai dari botol plastik dan wadah makanan hingga tambalan gigi dan tanda penerimaan kasir. Di dalam kaleng, BPA digunakan sebagai lapisan, kata para peneliti.

“Kami menemukan bahwa minum dua minuman kaleng, meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 5 mm Hg,” kata pemimpin peneliti, Dr. Yun-Chul Hong, direktur Environmental Health Center di Seoul National University College of Medicine, Korea.

Menurut dia, 20 mm Hg peningkatan tekanan darah sistolik dapat menggandakan risiko penyakit jantung. Jumlah tekanan darah sistolik selalu yang pertama dari dua angka yang diberikan di dalam pembacaan tekanan darah.

“Oleh karena hasil penelitian ini mengkonfirmasi temuan dari penelitian lainnya, dokter dan pasien, terutama mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, harus menyadari kemungkinan resiko dari peningkatan tekanan darah saat mengkonsumsi makanan atau minuman kaleng,” Dr. Yun-Chul Hong, seperti dilansir Seoul National University (09/12/2014).

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa BPA di dalam kemasan dapat larut ke dalam makanan dan minuman.

Oleh karena BPA bertindak seperti hormon estrogen, Hong berpikir bahwa BPA meningkatkan tekanan darah karena berinteraksi dengan sel-sel di jantung dan pembuluh darah yang sensitif terhadap estrogen.

Di dalam penelitian ini, Hong dan timnya melibatkan 60 pria dan wanita, berusia 60 tahun dan lebih. Mereka diminta untuk minum susu kedelai baik dari kaleng atau botol kaca pada tiga kesempatan. Para peneliti menilai tekanan darah dan denyut jantung partisipan dua jam setelah minum susu kedelai dan juga menguji BPA pada urin mereka.

Tes Urin menunjukkan peningkatan BPA sebesar 1.600 persen di antara mereka yang minum dari kaleng, dibandingkan dengan mereka yang minum dari botol kaca. Susu kedelai dipilih untuk tes karena tidak memiliki bahan yang dikenal dapat meningkatkan tekanan darah, kata para peneliti.

Temuan ini dipublikasikan secara online tanggal 8 Desember di jurnal Hypertension.

Steven Hentges, dari Polycarbonate / BPA Global Group di American Chemistry Council, membantah kesimpulan studi tersebut.

“Penelitian yang mengklaim bahwa BPA dapat menimbulkan risiko kesehatan yang besar merupakan sesuatu yang berlebihan, merugikan kesehatan masyarakat dan bertentangan dengan penelitian bertahun-tahun oleh para ilmuwan pemerintah,” kata Hentges, di dalam siaran pers .

“Penelitian mengenai keamanan BPA di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa itu aman. Sebagai contoh, US Food and Drug Administration menanggapi pertanyaan tahun lalu, “Apakah BPA aman?” dengan satu kata yang jelas: ‘Ya’,” kata Hentges.

Steven Gilbert, direktur dan pendiri U.S. Institute of Neurotoxicology and Neurological Disorders, tidak setuju.”Mereka harus menghilangkan BPA dari lapisan kaleng. Kita harus mencari alternatif yang lebih aman,” kata Gilbert.

Gilbert mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan paparan BPA pada anak-anak, karena dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. “Sebagai contoh, BPA telah dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut gynecomastia (pertumbuhan payudara laki-laki),” katanya.

“BPA juga telah dikaitkan dengan masalah perilaku, obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian lain telah mengaitkan senyawa ini terhadap kanker payudara dan prostat, serta penyakit jantung dan ginjal,” tambahnya.

“Meskipun peningkatan tekanan darah yang diamati di dalam penelitian ini adalah kecil, ada kemungkinan itu disebabkan karena BPA. Akan lebih baik jika mereka menunjukkan perubahan yang lebih kuat di dalam tekanan darah,” saran Gilbert.

“Cara terbaik untuk membatasi konsumsi BPA adalah makan makanan segar atau beku dan mencari botol yang bebas BPA,”himbau Gilbert.

You May Also Like