Bhataramedia.com – Di antara para pria yang dirawat karena mengidap kanker prostat, mereka yang menerima terapi radiasi lebih mungkin untuk mengembangkan kanker sekunder seperti, kanker kandung kemih atau dubur. Hal ini menurut studi terbaru dari University of Michigan Comprehensive Cancer Center.
“Secara keseluruhan kasus kanker ini rendah. Namun, ketika orang telah menerima perawatan radiasi, penting untuk mengevaluasi dengan hati-hati gejala yang dapat menjadi tanda dari kanker kandung kemih atau dubur,” kata penulis senior studi, Kathleen A. Cooney, MD, profesor hematologi / onkologi dan urologi di U-M Medical School.
Seperti dilansir dari U-M Comprehensive Cancer Center (30/5/2014), penelitian yang akan dipresentasikan di pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology ini, mengamati 441.504 orang yang didiagnosis mengidap kanker prostat antara tahun 1992 dan 2010. Pria yang diidentifikasi berasal dari program Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER), jaringan yang disponsori Nasional Cancer Institute. SEER melakukan pendataan kanker berbasis populasi untuk mengumpulkan informasi tentang diagnosis kanker dan pengobatan. SIER juga melakukan tindak lanjut secara rutin terhadap masa hidup pasien dan mendeteksi kanker baru yang invasif.
Para peneliti melihat adanya sejumlah kanker sekunder setelah 10 tahun atau lebih dari waktu pertama kali pria didiagnosis dengan kanker prostat. Secara keseluruhan, pria yang didiagnosis mengidap kanker prostat memiliki risiko lebih rendah untuk menderita kanker kedua (sekunder). Namun, ketika para peneliti mengamati pasien yang menerima terapi radiasi sinar eksternal, mereka menemukan bahwa pasien ini diperkirakan 70 persen lebih mungkin didiagnosis mengidap kanker dubur dan 40 persen lebih mungkin untuk mengidap kanker kandung kemih dibandingkan masyarakat umum.
Terapi radiasi adalah pengobatan standar untuk kanker prostat dan para peneliti menekankan bahwa mereka tidak melarang siapa pun untuk memilih perawatan ini, khususnya pada pria yang tidak memenuhi syarat untuk operasi.
“Kanker prostat memiliki prognosis yang sangat baik. Namun, karena pasien biasanya memiliki masa hidup yang panjang, maka hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang risiko kanker kedua,” kata penulis studi, Elizabeth J. Davis, MD, salah satu peneliti di UM Medical School. “Pasien yang telah menjalani pengobatan dengan radiasi dan dokter yang menanganinya harus berhati-hati untuk memantau gejala kandung kemih dan kanker dubu, terutama setelah masa 10 tahun atau lebih dari diagnosis.”
Hasil lengkap penelitian ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Cancer.
Referensi Jurnal :
Elizabeth J. Davis, Jennifer L. Beebe-Dimmer, Cecilia L. Yee, Kathleen A. Cooney. Risk of second primary tumors in men diagnosed with prostate cancer: A population-based cohort study. Cancer, 2014; DOI: 10.1002/cncr.28769.