Bayi Baru Lahir yang Terpapar Kotoran, Bulu dan Kuman Memiliki Risiko Alergi dan Asma Lebih Rendah

bayi

Bhataramedia.com – Bayi yang terpapar oleh bulu tikus, bulu hewan peliharaan, alergen kecoa dan berbagai bakteri pada tahun pertama kehidupan, tampaknya memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menderita alergi dan asma. Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Johns Hopkins Children’s Center dan lembaga lainnya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di peternakan memiliki tingkat alergi dan asma yang lebih rendah. Fenomena ini dikaitkan dengan paparan rutin mikroorganisme dari tanah pertanian yang mereka terima. Namun, penelitian lain telah menemukan terjadinya peningkatan risiko asma di antara penduduk kota yang terkena alergen dan polutan dari kecoak dan tikus pada kadar yang tinggi. Studi baru menegaskan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan seperti itu memiliki taraf alergi dan asma yang lebih tinggi secara keseluruhan. Namun, secara mengejutkan, bayi yang terpapar substansi tersebut sebelum ulang tahun pertama tampaknya lebih memiliki keuntungan tersendiri. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa efek perlindungan dari paparan alergen dan bakteri tidak terjadi jika bayi terpapar dengan zat ini setelah usia 1 tahun.

Studi ini dipublikasikan tanggal 6 Juni di Journal of Allergy and Clinical Immunology. Studi ini mengungkapkan bahwa paparan awal bakteri dan alergen tertentu kemungkinan memiliki efek perlindungan berupa pembentukan respon imun pada bayi. Penemuan ini dapat membantu menginformasikan strategi pencegahan untuk alergi dan asma,maupun prekursor untuk asma.

“Studi kami menunjukkan bahwa waktu dari paparan awal merupakan hal yang sangat kritikal,” kata penulis studi ini, Robert Wood, MD, kepala Divisi Alergi dan Imunologi di Johns Hopkins Children’s Center.

“Hal ini memberitahu kita bahwa bakteri dan alergen tertentu memainkan peran penting di dalam merangsang dan melatih sistem kekebalan tubuh untuk berperilaku dengan cara tertentu,” lanjut Wood, seperti dilansir dari John Hopkins Medicine (6/6/2014).

Penelitian ini dilakukan pada 467 bayi yang baru lahir di Baltimore, Boston, New York dan St Louis. Bayi-bayi tersebut kesehatannya terus dipantau selama tiga tahun. Para peneliti mengunjungi rumah untuk mengukur tingkat dan jenis alergen yang ada di dalam lingkungan bayi. Bayi-bayi tersebut kemudiam diuji mengenai tingkat alergi dan asma melalui tes darah, tes sampel kulit, ujian fisik dan survei dari orangtua. Selain itu, para peneliti mengumpulkan dan menganalisis kandungan bakteri di dalam debu yang dikumpulkan dari rumah 104 bayi yang terlibat di dalam penelitian ini.

Bayi yang dibesarkan di rumah dengan bulu tikus, bulu kucing dan kotoran kecoa pada tahun pertama kehidupan memiliki tingkat asma yang lebih rendah pada usia 3 tahun, bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak tidak terpapar alergen tersebut segera setelah mereka lahir. Para peneliti menemukan bahwa bayi yang terpapar dengan ketiga alergen tersebut memiliki risiko lebih rendah untuk menderita asma dibandingkan bayi-bayi yang hanya terpapar satu, dua atau sama sekali tidak ada alergen. Secara khusus, asma terjadi tiga kali lebih umum di antara anak-anak yang tumbuh tanpa paparan alergen (51 persen), dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan tahun pertama mereka hidup di rumah-rumah di mana ketiga alergen tersebut ada (17 persen).

Selain itu, bayi yang tinggal di rumah dengan berbagai variasi bakteri, kurang mungkin untuk mengembangkan alergi lingkungan dan asma pada usia 3 tahun.

Menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention, asma adalah salah satu penyakit anak yang paling umum dan mempengaruhi sekitar 7 juta anak di Amerika Serikat. Pada saat bayi menginjak usia 3 tahun, setengah dari semua bayi mengembangkan asma dan pada banyak kasus berkembang menjadi asma akut.

Referensi Jurnal :

Susan V. Lynch, Robert A. Wood, Homer Boushey, Leonard B. Bacharier, Gordon R. Bloomberg, Meyer Kattan, George T. O’Connor, Megan T. Sandel, Agustin Calatroni, Elizabeth Matsui, Christine C. Johnson, Henry Lynn, Cynthia M. Visness, Katy F. Jaffee, Peter J. Gergen, Diane R. Gold, Rosalind J. Wright, Kei Fujimura, Marcus Rauch, William W. Busse, James E. Gern. Effects of early-life exposure to allergens and bacteria on recurrent wheeze and atopy in urban children. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 2014; DOI: 10.1016/j.jaci.2014.04.018.

You May Also Like