Pandangan Islam Mengenai Anak yang Durhaka Kepada Ayahnya

ayah, bayi
ayah, bayi
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Jika mendengar kata durhaka kita pasti langsung teringat Malin Kundang yang durhaka kepada ibunya. Durhaka adalah sebuah perbuatan membangkang dan buruk terhadap orang yang lebih tua terutama orangtua. Sifat ini sangatlah dibenci oleh Allah SWT. Durhaka bukan lagi hal yang patut diwajarkan, akan tetapi hal yang patut untuk diberi peringatan.

Jika di masyarakat sudah tidak asing dengan cerita durhaka dan azab durhaka terhadap ibunya, lantas bagaimana dengan durhaka terhadap ayah? Perilaku durhaka tidak boleh dilakukan baik itu terhadap ibu maupun terhadap ayah. Di dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 14 dikatakan bahwasanya seorang manusia hendaklah berbuat kebaikan kepada kedua orangtua, ibu dan juga ayah bukan ibu saja. Sehingga tidak ada pengecualian dalam memperlakukan orangtua baik ayah ataupun ibu.

Kerapkali kita temui beberapa berita seorang anak yang melukai ayahnya atau bahkan membunuh ayahnya karena suatu masalah. Sungguh berdosalah anak yang durhaka tersebut. Dalam surah Al Isra ayat 23 dikatakan, bahwasannya hendaklah seorang anak berbuat baik kepada Ayah dan Ibunya dengan sebaik-baiknya perbuatan. Menjauhkan diri dari perbuatan jahat terhadap orang tua. Selain itu tercantum pula dalam surah dan ayat yang sama mengatakan “ah” pun tidak boleh ketika disuruh oleh orang tua. Dalam surah ini dijelaskan betapa mulianya ayah ataupun ibu, sehingga Allahpun menyuruh untuk tidak membentak mereka bahkan diwajibkan untuk berkata dengan perkataan yang baik-baik.

Pada ayat selanjutnya (Qs. Al isra : 24 ) Allah-pun menyuruh setiap anak untuk menyayangi kedua orangtuanya dan untuk mendoakan mereka. Jika Allah saja sudah menuliskan dalam kitabnya, lalu alasan apalagi yang akan dibuat, ketika seorang anak melakukan perbuatan keji kepada orangtuanya.

Dalam sebuah blog yang di kutip kembali dari sebuah buku berjudul “Tangan Menjadi Lumpuh” milik Faturohman Muhammad Jamil pada halaman 24-28 dan di terbitkan oleh mumtaza, dikatakan bahwa seorang anak mendapatkan adzab dari Allah karena perbuatan kejinya terhadap sang ayah. Latar belakang perbuatannya yaitu karena sang anak menginginkan harta dari satu-satunya orangtua yang masih hidup saat itu, yaitu Ayahnya. Diceritakan dalam adzabnya, anak tersebut mendapatkan adzab dari anaknya sendiri yang tidak sengaja menabrak dirinya hingga tergeletak di lantai percis seperti ayahnya ketika menjelang ajal.

Demikianlah bukti kekuasaan Allah. Sesungguhnya Allah sangat mencintai makhluknya yang mengikuti segala perintah dan ajarannya serta menjauhi apa yang dilarangnya. Maka mulai dari sekarang, bukan hanya ibu saja yang wajib untuk di hormati, tetapi ayahpun wajib untuk dihormati. Apalagi, posisi seorang ayah dalam keluarga sangatlah penting. Beliau adalah imam yang membimbing sebuah keluarga, serta menjadi panutan bagi seorang anak di dalam sebuah keluarga. Beliau juga yang memberi nafkah kepada anak dan istri sehingga bisa menikmati makanan, baju, dan segala fasilitas yang bisa anak rasakan.

You May Also Like