Bhataramedia.com – Makan makanan yang sehat dikaitkan dengan rendahnya risiko kematian akibat penyakit jantung, stroke, kanker atau penyakit lainnya, di antara populasi orang berpenghasilan rendah yang tinggal di AS Tenggara. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari Vanderbilt University. Hampir dua pertiga dari peserta dalam penelitian ini adalah orang Afrika-Amerika.
Penelitian ini diterbitkan di edisi terbaru jurnal PLoS Medicine.
Penulis pertama penelitian adalah Danxia Yu, Ph.D., Vanderbilt research fellow dan penulis utama, Wei Zheng, MD, Ph.D., MPH, direktur Vanderbilt Epidemiology Center dan Kepala Divisi Epidemiologi. Para peneliti dari International Epidemiology Institute, Harvard School of Public Health, dan Meharry Medical College juga terlibat dalam penelitian ini.
Para peneliti menganalisis data dari Southern Community Cohort Study (SCCS) yang mencakup 84.735 orang dewasa, usia 40-79, yang direkrut dari tahun 2002-2009. Sebagian besar melalui pusat kesehatan masyarakat yang melayani populasi berpenghasilan rendah di 12 negara bagian Southeastern. Lebih dari setengah dari peserta memiliki pendapatan rumah tangga tahunan kurang dari $ 15.000 dan 65 persen adalah orang Afrika-Amerika.
Pada saat perekrutan, peserta menanggapi kuesioner yang merinci frekuensi makanan. Mereka mencatat jenis dan jumlah makanan pada kebiasaan diet mereka. Pada studi tindak lanjut, para peneliti menggunakan Dietary Guidelines for Americans (DGA) dan Healthy Eating Index (HEI), untuk menilai nilai kesehatan diet peserta.
DGA menekankan diet kaya sayuran, buah-buahan, biji-bijian, makanan laut, kacang-kacangan dan kacang pohon. Selain itu, konsumsi sedang produk susu rendah atau tanpa lemak dan alkohol, serta konsumsi rendah daging merah dan daging olahan.
Dari 77.572 peserta dengan informasi tindak lanjut selama periode rata-rata 6,2 tahun, 6.906 peserta meninggal. Sebanyak 2,244 akibat penyakit kardiovaskular, 1.794 akibat kanker dan 2.550 akibat penyakit lainnya. Setelah mengendalikan faktor seperti usia, berat badan, olahraga, merokok dan riwayat beberapa penyakit kronis, para peneliti menemukan bahwa peserta yang makan diet sehat memiliki risiko sekitar 20 persen lebih rendah dari kematian akibat penyakit tersebut, dibandingkan dengan diet yang kurang sehat.
Para penulis mencatat bahwa studi sebelumnya telah menyarankan bahwa orang Afrika-Amerika dan orang dewasa dengan sosial ekonomi rendah, terutama pria Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah, memiliki akses yang lebih terbatas untuk ke supermarket dan makanan sehat, serta memiliki diet yang pada umumnya berkualitas lebih rendah. Namun, beberapa studi telah mengevaluasi hubungan antara kualitas diet secara keseluruhan dan mortalitas akibat penyakit.
“Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang melaporkan asosiasi tersebut pada populasi berpenghasilan rendah yang sebagian besar terdiri dari orang Afrika-Amerika,” kata Zheng, Profesor Kedokteran di Anne Potter Wilson.
“Temuan ini menyediakan bukti langsung bahwa modifikasi diet dapat mempengaruhi pencegahan penyakit pada populasi ini,” pungkas Zheng, seperti dilansir Vanderbilt University Medical Center (30/06/2015).
Referensi Jurnal :
Danxia Yu, Jennifer Sonderman, Maciej S. Buchowski, Joseph K. McLaughlin, Xiao-Ou Shu, Mark Steinwandel, Lisa B. Signorello, Xianglan Zhang, Margaret K. Hargreaves, William J. Blot, Wei Zheng. Healthy Eating and Risks of Total and Cause-Specific Death among Low-Income Populations of African-Americans and Other Adults in the Southeastern United States: A Prospective Cohort Study. PLOS Medicine, 2015; 12 (5): e1001830 DOI: 10.1371/journal.pmed.1001830.