Bhataramedia.com – Apa maksud laki-laki kursi goyang? Laki-laki ini biasanya usianya sudah tua, ekonominya sudah mapan, dan mempunyai banyak waktu. Namun, apakah orang-orang yang duduk di kusi goyang dan menikmatinya adalah orang-orang yang menghargai waktu? Bisa menghargai waktu, akan tetapi dia pasti gelisah waktu di kursi goyangnya. Mengapa? Orang menjadi mapan atau kaya karena selalu melakukan sesuatu dan tidak terbiasa bersantai.
Satu sendok yang sibuk, lebih berdampak daripada seribu gerobak yang malas. Konsepnya adalah kursi goyang itu sangat menipu karena kelihatannya sibuk namun hanya diam di tempat. Berada di kursi goyang itu merupakan kesibukan yang tidak mendatangkan perubahan besar dan inilah gambaran laki-laki kursi goyang. Jangan menyepelekan pekerjaan, alat, atau produk “kecil”, karena jika dilakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh pasti akan berdampak besar pada kehidupan kita. Janganlah minder dengan pekerjaan kecil dan jangan sombong dengan pekerjaan besar, jangan berkecil hati dengan warisan yang kecil dari orang tua dan janganlah sombong dengan warisan yang besar dari orang tua, karena tidak semua anak miskin akan tetap miskin dan tidak semua anak orang kaya akan tetap sekaya orang tuanya.
Hal-hal yang baik datang kepada yang sabar menunggu, tapi tidak kepada yang menunggu terlalu lama. Jangan menunggu orang yang tidak pantas ditunggu. Menunggu itu baik karena semua hasil usaha kita jarang sekali didapat di awal, maka bersabar itu merupakan sebuah keharusan. Namun, kita harus mengetahui apakah waktu dan pengorbanan untuk menunggu tersebut pantas bagi sesuatu yang kita tunggu. Dalam kaitannya dengan pernikahan, Laki-laki kursi goyang adalah laki-laki yang tidak tegas dan anda tidak boleh menunggu orang yang menyepelekan umur anda.
Apa kiat-kiat menghindarkan diri dari sifat laki-laki kursi goyang? Dan apakah meluangkan waktu untuk membuat rencana merupakan pemborosan waktu? Mario teguh mengatakan bahwa orang yang tidak membuat rencana untuk kesuksesannya maka orang ini seperti berencana untuk gagal. Rencana membuat kita mengetahui kemana harus melangkah ketika kita kita sedang menemui hambatan atau halangan.
Dalam pencapaian kesuksesan, kita diharuskan untuk menunggu walaupun sebenarnya kita tidak suka menunggu, apa yang harus kita lakukan? Meskipun kita tidak suka menunggu namun kita tetap harus menunggu. Salah satu sifat manusia adalah tergesa-gesa.
Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Dan menunggu yang tidak jelas apa yang ditunggu, adalah penderitaan.
Kita harus menunggu, namun jangan menunggu sesuatu yang tidak anda sebabkan. Misalnya kita menunggu memiliki uang banyak, jika belum kita sebabkan datangnya uang maka kita tidak perlu menunggunya. Maksud kata sebabkan adalah kita upayakan atau ikhtiar. Salah satu jalan rezeki adalah melalui silaturahmi atau berhubungan baik dengan sesama.
Janganlah hidup untuk nanti. Hiduplah sekarang. Hidup ini bukan untuk sampai pada keadaan indah yang penuh kesyukuran, tapi untuk hidup dalam kesyukuran, setiap saat dan setiap hari.
Laki-laki kursi goyang biasanya sudah mapan, namun apakah kita akan menjadi laki-laki kursi goyang saat kita berada di puncak kesuksesan?
Tidak sedikit orang ingin menjadi kaya supaya bisa santai tidak melakukan apa-apa. Padahal sebetulnya, orang-orang kaya tidak suka berdiam-diri tanpa guna. Mengapa orang kaya tidak suka berdiam diri tanpa guna? Karena sifat inilah yang menjadikan dia kaya. Hanya pemalas yang mencita-citakan kaya itu santai. Lihatlah masa depan sebagai kehidupan yang sibuk, giat, dan aktif.
Kalau anda merasa berhak untuk berhasil maka anda tidak akan merendahkan diri sendiri.
Sesungguhnya, kita semua sedang menunggu. Ada yang menunggu hasil dari kerja kerasnya. Dan ada yang sedang menunggu semuanya aman sebelum memulai. Tapi sesungguhnya, kebaikan menyukai orang yang sibuk selama menunggu.
Janganlah kita menunggu keadaan menjadi aman, karena hal ini tidak pernah terjadi. Tidak ada keadaan aman untuk semua tindakan kita. Tindakan kita itu diamankan oleh Tuhan sesuai dengan : 1. Doa; 2. Kualitas dari niat; 3. Kemanfaatan bagi sesama. Lakukan apa yang selama ini anda takutkan, dan uji keberuntungan anda. Jika gagal, mudah-mudahan Tuhan akan membetulkannya.
Dunia semakin pandai dan persaingan di masa depan akan semakin ketat. Dalam persaingan, kita beruntung karena dua hal: 1. Perubahan pada diri kita. 2. Tidak adanya perubahan pada orang lain.