Pakai Alat ISIS, Lahan Pasir Bisa Disulap Menjadi Produktif

Box Mikrokontroler. (Credit: ugm.ac.id)
Box Mikrokontroler. (Credit: ugm.ac.id)
Box Mikrokontroler. (Credit: ugm.ac.id)

Bhataramedia.com – Dengan alat ISIS, lahan pasir yang semula tidak produktif kini bisa menjadi lebih produktif, terutama untuk kebutuhan lahan pertanian yang semakin menyempit.

Bermula dari rasa prihatin akan ekosistem lahan pasir pantai yang banyak ditelantarkan, padahal sejatinya memiliki banyak potensi yang patut dikembangkan sebagai kawasan pertanian.

Kondisi tersebut mendorong sejumlah mahasiswa UGM mengembangkan sebuah alat guna mengatasi persoalan tersebut. Mohammad Taufik Hidayatullah, bersama tiga rekannya yang lain Dwi Noor Rohmah, Haryo Prastono,Utik Tri Wulan Cahya, dan Shofwatul Fadilah membuat sebuah sistem kendali otomatis berbasis mikrokontroler pada sistem irigasi tetes yang dipadukan dengan sistem pembasuhan garam pada daun tanaman pertanian di lahan pasir pantai.

Alat tersebut diberi nama Integrated Irrigation System atau ISIS yang bekerja dengan mengalirkan air irigasi secara otomatis saat tanaman membutuhkan air melalui pendekatan nilai titik layu (TL).

Alat ini akan berhenti ketika tanah mencapai batas kemampuan untuk menampung air (Kapasitas Lapang) melalui pembacaan sensor kadar lengas tanah.

Sistem kendali ini juga akan mengaktifkan irigasi curah (sprinkler) secara otomatis untuk membasuh daun saat kadar garam di udara mencapai batas maksimal yang dapat merusak fisiologis daun melalui pembacaan sensor kadar garam di udara.

Muhammad Taufik, menuturkan “Alat kendali ini berfungsi dalam penjadwalan irigasi dan jumlah air yang diberikan dapat dilakukan secara presisi dan tanaman yang tumbuh pun dapat berkembang secara lebih optimal dengan pembasuhan garam pada permukaan daun,” katanya hari Selasa (9/6/2015) seperti yang dilansir dalam situs resmi UGM.

Sejumlah anggota pengembang ISIS disamping instalasi ISIS dalam skala laboratorium. (Credit: ugm.ac.id)
Sejumlah anggota pengembang ISIS disamping instalasi ISIS dalam skala laboratorium. (Credit: ugm.ac.id)

ISIS diklaim mampu menghemat penggunaan air, karena tidak terjadi aliran permukaan maupun perlokasi.

Harapannya dengan sistem irigasi ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan meminimalisir terjadinya gangguan pertumbuhan karena kelebihan maupun kekurangan air pada saat irigasi dan gangguan fisiologis tanaman akibat gangguan garam yang terbawa oleh angin laut.

You May Also Like