Bhataramedia.com – Adanya ungkapan yang mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan, merupakan suatu ungkapan yang benar adanya. Keberadaan air sangatlah penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi ini. Akan tetapi sayangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air itu masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku boros dalam menggunakan air, membuang sampah sembarangan ke sungai, tidak menjaga kebersihan irigasi dan lain sebagainya.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM dan alumni, Pemerintahan Daerah Kabupaten Bantul, bersama Gerakan Irigasi Air Bersih-Merti Tirta Amartani (GIB-MTA) menyelenggarakan berbagai acara untuk memperingati Hari Air Dunia yang diperingati tanggal 22 Maret setiap tahunnya. Acara yang diselenggarakan juga dalam rangka memperingati hari jadi ke 2 tahun Gerakan Irigasi Bersih (GIB).
Acara ini berlangsung selama satu minggu, yakni dari tanggal 20 Maret sampai 26 Maret 2015. Acara ini diselenggarakan di Desa Timbulharjo, Sewon, Kabupaten Bantul ini memiliki tema “Air dan Pembangunan Berkelanjutan yang bernuansa budaya, pemberdayaan masyarakat, konservasi, pangan lokal , dan lingkungan hidup”.
Permasalahan air dibidang pertanian menjadi fokus utama diselenggarakannya acara ini. Hal ini seperti disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng. selaku Koordinator Keluarga Alumni FTP UGM.“Harapannya partisipasi masyarakat khususnya petani kian meningkat dalam upaya gerakan air bersih ini,” tutur Sigit, seperti dilansir dari website resmi UGM (23/03/2015).
Sementara itu, Ketua Merti Tirta Amartani yakni Sunardi mengatakan kurangnya kepedulian masyarakat dan petani dalam menjaga kebersihan sungai di Bantul menyebabkan berkurangnya debit air di Bantul baik secara kuantitas maupun kualitas. “Sungai-sungai di Bantul itu masih banyak polusi dan sampahnya sehingga perlu penyadaran bagi petani maupun masyarakat,” papar Sunardi.
Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng selaku Dekan FTP UGM mengungkapkan harapannya atas terselenggaranya acara ini. Lilik mengharapkan agar penerapan teknologi pertanian yang diaplikasikan melalui acara ini mampu memberikan dampak yang baik terhadap kualitas maupun kuantitas air yang ada di Bantul. “Sebagai daerah hilir tentu Bantul akan menerima konsekuensi misalnya sampah. Irigasi bersih ini dioptimalkan sehingga nilai air akan tetap terjaga,” jelas Lilik.
Selain mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak akademik kampus UGM, acara ini juga mendapat dukungan dari Pemerintahan Daerah Kabupaten Bantul. Hal tersebut dinyatakan secara langsung oleh Bupati Bantul, Hj. Sri Surya Widati. “Dinas Pariwisata nanti kita harapkan memasukannya sebagai kegiatan rutin tahunan. Mudah-mudahan bisa didukung melalui dana keistimewaan,” ungkap Sri.