Vitamin A : Asam Retinoat Memiliki Potensi Obati Diabetes Tipe 2 dan Obesitas

Tretinoin (all-trans-retinoic acid).

Bhataramedia.com – Saat ini obesitas, diabetes tipe 2 dan komplikasinya menjadi epidemi di seluruh dunia. Para peneliti di University of Montreal dan Chum Research Centre (CRCHUM) baru-baru ini menunjukkan potensi asam retinoat / retinoic acid (RA) untuk mengobati obesitas dan diabetes tipe 2 serta mencegah komplikasi kardiovaskular yang ditimbulkan.  Asam retinoat adalah senyawa metabolit dari vitamin A. Penemuan ini dipresentasikan tanggal 6 Juni 2014 di Konferensi Tahunan Canadian Nutrition Society di Saint John, Newfoundland.

“Pada tikus gemuk dan resisten insulin, asam retinoat mengurangi risiko apoptosis jantung, merangsang ekspresi gen pelindung jantung dan melindungi terhadap akumulasi kolagen di dalam otot jantung, sehingga menghindari terjadinya fibrosis dan kemungkinan terjadinya komplikasi terkait di masa depan,” kata penulis pertama studi tersebut, Daniel-Constantin Manolescu, seperti dilansir Universite de Montreal (16/6/2014).

Apoptosis adalah proses kematian sel terprogram. Penemuan ini merupakan tindak lanjut dari penelitian lain yang dilakukan oleh tim Manolescu mengenai efek asam retinoat terhadap resistensi insulin, diabetes dan obesitas.

“Glukosa darah, resistensi insulin, berat badan dan ukuran adiposit (sel lemak) menurun secara signifikan pada hewan yang diobati dengan asam retinoat, termasuk lemak perut. Asupan makanan dan aktivitas fisik diperlakukan sama terhadap hewan yang diobati maupun hewan yang tidak menerima perlakuan. Hal ini menunjukkan peningkatan pengeluaran energi basal,” kata Manolescu.

Lemak putih adalah cadangan energi yang dibentuk oleh akumulasi lemak di dalam bentuk trigliserida untuk memenuhi kenaikan tak terduga di dalam pengeluaran energi. Namun, lemak putih juga merupakan jaringan hormonal dengan keseimbangan yang peka. Secara keseluruhan, jika asupan energi lebih besar dari pengeluaran selama jangka waktu tertentu, maka obesitas akan meningkat. Selain itu, keseimbangan hormonal dan metabolisme energi juga akan terganggu. Di dalam konteks ini, resistensi terhadap diabetes tipe 2 berkembang dari waktu ke waktu.

Lemak coklat juga menyimpan trigliserida, tetapi lemak jenis ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan panas. Lemak coklat jumlahnya melimpah di bayi dan tidak hilang sepenuhnya di masa dewasa. Lemak ini dialiri oleh pembuluh darah dan memiliki banyak mitokondria, yang merupakan pabrik-pabrik energi sel. Turunan vitamin A merangsang mitochondrial uncoupling protein (UCP1) yang memungkinkan uncoupling jalur mitokondria (fosforilasi oksidatif). Proses ini menggunakan energi dari oksidasi nutrisi untuk produksi adenosin trifosfat (ATP).

Di dalam jangka waktu tertentu, proses tersebut menghasilkan panas (termogenesis), bukan ATP. Panas merupakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme aktif. Paparan dingin merangsang lemak coklat dan lemak putih untuk mempromosikan konversi trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Namun, di dalam sel-sel lemak coklat, asam lemak ini cepat dioksidasi di dalam mitokondria dan menghasilkan panas (di bawah pengaruh protein UCP1). Sehingga membuat lemak coklat membantu meningkatkan metabolisme energi basal. Akibatnya, mamalia yang berhibernasi menjadi gemuk di musim gugur tanpa mengembangkan diabetes dan kehilangan berat badan tanpa bergerak terlalu banyak di musim dingin.

Mamalia yang berhibernasi juga merupakan hewan yang megakumulasi vitamin A paling banyak di dalam hati mereka. Asam retinoat (turunan vitamin A) telah diakui terlibat di dalam pematangan dan diferensiasi sel, serta dapat memandu pra adiposit menjadi lemak coklat (atau beige), bukan lemak putih. Seolah-olah ada “alat pemanas” yang dipasang langsung di dalam cadangan lemak putih untuk mencairkannya dan mencegah akumulasi yang berlebihan.

“Vitamin A adalah nutrisi bioaktif. Penelitian kami bertujuan untuk menangani obesitas dan diabetes tipe 2 melalui keterlibatan retinoid. Penelitian yang kami lakukan telah menarik perhatian masyarakat ilmiah internasional,” kata Dr. Pangala V. Bhat.

“Studi kami pada hewan menunjukkan bahwa asam retinoat menginduksi normalisasi glukosa darah dan pengurangan obesitas. Hal ini merupakan kontribusi penting untuk memahami tindakan asam retinoat di dalam hati, lemak, otot, dan jantung, serta di dalam metabolisme retinoid, metabolisme energi, oksidasi asam lemak dan resistensi insulin. Penelitian kami mengidentifikasi efek metabolik baru dari retinoid dan dapat mengarahkan pada pengembangan obat-obatan anti obesitas dan anti diabetes,” kata Dr. Jean-Louis Chiasson.

Referensi Jurnal :

Daniel-Constantin Manolescu, Marek Jankowski, Bogdan Alexandru Danalache, Donghao Wang, Tom L Broderick, Jean-Louis Chiasson, Jolanta Gutkowska. All-trans retinoic acid stimulates gene expression of the cardio-protective natriuretic peptide system, and prevents fibrosis and apoptosis in cardiomyocytes of obese ob/ob mice. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, 2014; 140430143753005 DOI: 10.1139/apnm-2014-0005.

You May Also Like