Bhataramedia.com – Suatu penelitian menunjukkan bahwa perubahan lautan bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi yang ekstrim, memicu kepunahan terbesar sepanjang masa.
Kejadian yang berlangsung 252 juta tahun yang lalu tersebut, menyapu bersih lebih dari 90 persen spesies laut dan lebih dari dua pertiga dari binatang yang hidup di darat.
Peneliti mengatakan bahwa hal tersebut terjadi ketika lautan bumi menyerap sejumlah besar karbon dioksida dari letusan gunung berapi. Hal ini mengubah komposisi kimia dari lautan (membuatnya lebih asam) dengan konsekuensi bencana bagi kehidupan di Bumi.
Penelitian yang dikoordinasi oleh University of Edinburgh tersebut, adalah yang pertama menunjukkan bahwa lautan yang sangat asam merupakan factor yang harus disalahkan.
Dilansir University of Edinburgh (09/04/2015), temuan ini membantu para ilmuwan memahami ancaman bagi kehidupan laut oleh pengasaman laut yang terjadi saat ini. Jumlah karbon yang ditambahkan ke atmosfer, yang memicu kepunahan massal, kemungkinan lebih besar dari cadangan bahan bakar fosil saat ini.
Namun,para peneliti mengatakan bahwa karbon yang dilepaskan pada waktu itu berada pada tingkat yang sama dengan emisi yang terjadi saat ini. Tingkat pelepasan yang cepat ini adalah faktor penting pendorong pengasaman laut.
Kepunahan yang terjadi di batas waktu Permian-Triassic tersebut berlangsung selama 60.000 tahun, kata peneliti. Pengasaman lautan berlangsung selama sekitar 10.000 tahun.
Pengasaman air laut adalah kekuatan pendorong di belakang fase paling mematikan dari kepunahan massal, yang merupakan pukulan terakhir untuk ekosistem yang sudah tidak stabil, kata peneliti. Peningkatan suhu dan hilangnya oksigen secara luas di lautan telah menempatkan lingkungan di bawah tekanan.
Lautan dapat menyerap sebagian karbon dioksida, tetapi volume pelepasan karbon yang besar dengna tingkat yang cepat, mengubah komposisi kimia lautan.
Kepunahan massal dari hewan laut dan darat menunjukkan bahwa perubahan ekstrim terjadi di semua ekosistem bumi.
Tim peneliti telah menganalisis batu yang digali di Uni Emirat Arab (pada saat itu berada di dasar laut) untuk mengembangkan model iklim yang mendorong kepunahan. Batuan ini melestarikan catatan rinci dari perubahan kondisi laut pada saat itu.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science tersebut, dilakukan bekerjasama dengan University of Bremen, Jerman dan University of Exeter, bersama-sama dengan Universities of Graz, Leeds, and Cambridge.
Pendanaan disediakan oleh International Centre for Carbonate Reservoirs, Natural Environment Research Council, The Leverhulme Trust, German Research Foundation and the Marsden Fund.
Dr. Matthew Clarkson, dari University of Edinburgh School of Geosciences, yang mengkoordinasikan penelitian, mengatakan: “Para ilmuwan telah lama menduga bahwa kejadian pengasaman laut terjadi selama kepunahan massal terbesar sepanjang masa, tetapi bukti secara langsung belum memadai hingga saat ini. Penemuan ini mengkhawatirkan, mengingat bahwa kita sudah dapat melihat peningkatan keasaman laut saat ini yang merupakan hasil dari emisi karbon manusia.”
Referensi :
M. O. Clarkson, S. A. Kasemann, R. A. Wood, T. M. Lenton, S. J. Daines, S. Richoz, F. Ohnemueller, A. Meixner, S. W. Poulton, E. T. Tipper. Ocean acidification and the Permo-Triassic mass extinction. Science, 2015 DOI: 10.1126/science.aaa0193.