Bhataramedia.com – Penambahan karbon, yang diperlukan sebagai nutrisi oleh mikroorganisme di dalam tanah dan air tanah, ternyata merupakan metode remediasi yang paling menjanjikan untuk remediasi tanah dan air tanah yang terkontaminasi dengan pestisida atrazin. Kesimpulan ini dicapai di dalam disertasi doktoral Aura Nousiainen, yang akan disajikan secara publik di University of Helsinki, Jumat 13 Februari 2015. Telah ada permintaan untuk metode remediasi, mengingat atrazin adalah polutan yang paling umum ditemukan di dalam air tanah di Finlandia.
Zat tersebut masih umum digunakan di luar Eropa. Penelitian ini membandingkan empat metode bioremediasi yang digunakan untuk mengurangi jumlah atrazin di dalam tanah atau air tanah. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih metode bioremediasi yang paling sesuai termasuk penggunaan lahan, asal geografis tanah, sejarah perlakuan dan jumlah bahan organik.
Dilansir Finnish Environment Institute (11/02/2015), degradasi atrazin dapat ditingkatkan dengan penambahan mikroorganisme dekomposer atau nutrisi yang mereka butuhkan, yaitu karbon, ke dalam tanah. Menambahkan karbon, khususnya pada tanah Finlandia yang miskin karbon, juga dapat memberikan kontribusi terhadap degradasi atrazin dengan konsentrasi rendah.
Atrazin merupakan pestisida paling umum yang ditemukan di tanah Finlandia, meskipun penggunaannya dihentikan, atrazin telah menjadi salah satu herbisida yang paling penting selama lima puluh tahun. Di Finlandia, penggunaan atrazin dihentikan sekitar 25 tahun yang lalu. Terlepas dari ini, atrazin terus menjadi pestisida yang paling umum ditemukan di tanah Finlandia. Atrazin, yang juga telah dipelajari sebagai pengganggu endokrin, ditemukan pada 26% dari sampel air tanah yang dipelajari pada tahun 2002-2005. Uni Eropa melarang penggunaannya pada tahun 2004.
Kebutuhan untuk metode remediasi yang efektif
Ada kebutuhan untuk metode remediasi yang efektif, mengingat sebagian besar dari tanah yang terkontaminasi terletak di daerah resapan air. Beberapa intake air tanah bahkan telah ditutup karena atrazin. Atrazin dapat dihilangkan menggunakan mesin filter karbon , tetapi mesin ini mahal untuk dibuat dan dipelihara.
Degradasi atrazin dibandingkan di Finlandia dan India dari tahun 2009-2014
Penelitian ini dilakukan melalui kerjasama erat National Environmental Engineering Research Institute (NEERI), mitra Finnish Environment Institute di India. Kolaborasi ini memungkinkan untuk membandingkan lahan pertanian tropis di bidang pertanian aktif dengan lapisan tanah dari hutan konifer Utara yang terkontaminasi dua puluh tahun yang lalu melalui kontak dengan air tanah. Di India, atrazin terus digunakan secara luas sebagai herbisida.