Organisme Model Baru untuk Penelitian di Bidang Penuaan : African Turquoise Killifish

African turquoise killifish

Bhataramedia.com – Mempelajari penuaan dan penyakit yang terkait penuaan sangat menantang karena model vertebrata yang ada (misalnya, tikus) relatif hidup lama, sementara spesies invertebrata yang hidup singkat (misalnya, ragi dan cacing) kekurangan fitur kunci yang ada pada manusia.

Ilmuwan dari Stanford University telah menemukan jalan tengah yang baru, seiring dengan berkembangnya toolkit genom-editing untuk mempelajari penuaan pada African turquoise killifish yang memiliki rentang hidup pendek. Para peneliti berharap ikan ini akan menjadi model baru yang berharga untuk memahami, mencegah, dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan penuaan. Mereka mempresentasikan hasil kerja mereka di Cell tanggal 12 Februari.

African turquoise killifish hidup di kolam air musiman di Zimbabwe dan Mozambik yang hilang pada saat musim kemarau. Akibatnya, tidak seperti ikan lainnya yang tinggal di kolam air yang lebih permanen, ikan tersebut telah berevolusi untuk memiliki umur pendek, hanya 4-6 bulan. Hal inilah yang membuatnya menjadi calon organisme yang sangat baik untuk mempelajari penuaan. Namun, hingga saat ini, hanya ada beberapa peralatan genetik yang tersedia untuk mempelajari ikan tersebut.

Mengambil keuntungan dari metode yang baru-baru ini dikembangkan, CRISPR/Cas yang berbasis teknik editing genom, para peneliti menghasilkan platform yang diperlukan untuk killifish yang akan digunakan secara eksperimental. “Melalui teknik tersebut kami dapat mengetahui urutan gen dan mampu memanipulasi atau memutasi ikan tersebut di dalam berbagai cara untuk lebih memahami penuaan dan penyakit yang terkait,” kata penulis senior, Dr. Anne Brunet, profesor genetika di Stanford School of Medicine.

Beberapa mutan killifish telah menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk mempelajari penuaan dan penyakit yang terkait. “Salah satu mutan killifish kami memiliki penyakit manusia yang disebut dyskeratosis congenita, yang terjadi karena defisit di dalam suatu kompleks yang terlibat di dalam menjaga ujung kromosom atau telomere,” kata penulis utama, Dr. Itamar Harel, seorang rekan penelitian postdoctoral di bidang genetika.

“Mutan killifish ini, sama seperti manusia yang memiliki penyakit tersebut, memiliki cacat pada darah, usus, dan kesuburan,” lanjut dia, seperti dilansir Cell Press (12/02/2015).

Saat ini tim peneliti telah menghasilkan alat yang diperlukan untuk dengan cepat memanipulasi killifish. Organisme model ini dapat digunakan untuk menskrining gen dan obat-obatan yang memperlambat atau membalikkan penuaan dan penyakit yang berkaitan dengan usia.

“Memahami bagaimana genom mengkode karakteristik yang kompleks seperti umur adalah salah satu tantangan terbesar biologi modern. Sistem model, alat-alat dan sumber daya yang telah kita buat dapat membantu untuk mengatasi tantangan ini,” kata dr. Brunet.

You May Also Like