protein DNA
Ilustrasi.

Protein GILZ Melindungi Penderita Arthritis Dari Pengeroposan Tulang

Diposting pada

Bhataramedia.com – Peneliti melaporkan bahwa protein kecil bernama GILZ tampaknya dapat melindungi terhadap pengeroposan tulang yang sering menyertai arthritis dan pengobatannya.

Arthritis serta penuaan mendorong tubuh untuk membuat lebih banyak lemak dibandingkan tulang dan para peneliti sebelumnya telah menunjukkan GILZ dapat mengembalikan hal tersebut. Protein tersebut juga dapat menurunkan peradangan, faktor utama di dalam arthritis (radang sendi).

“Sekarang kami memiliki bukti awal bahwa GILZ kemungkinan suatu hari dapat menjadi pilihan pengobatan yang lebih baik untuk pasien arthritis daripada glukokortikoid sintetik yang banyak digunakan, dimana obat ini sebenarnya meningkatkan pengeroposan tulang,” kata Dr. Xingming Shi, ahli biologi tulang di Medical College of Georgia di Georgia Regents University.

Penelitian mereka dipresentasikan di Pertemuan Tahunan American Society for Bone and Mineral Research 12-15 September 2014 di Houston.

Selain keropos tulang, glukokortikoid, seperti prednison, menghasilkan efek samping lainnya, termasuk diabetes. Sementara itu, GILZ yang diinduksi oleh glukokortikoid dapat secara langsung mengekspresikan protein yang tampaknya lebih menargetkan sumber pengeroposan tulang dan peradangan, serta menghindari efek samping yang serius. .

Studi ini memfokuskan pada tumor necrosis factor alpha, sitokin proinflamasi yang membantu mengatur sel-sel kekebalan tubuh dan merupakan pemain utama di dalam arthritis. Tumor necrosis factor alpha terutama bekerja dengan mempromosikan peradangan, hal ini sangat bagus jika targetnya adalah kanker. Namun, ketika tumor necrosis factor alpha menjadi disregulasi, dapat juga menyebabkan penyakit seperti arthritis dan penyakit inflamasi usus.

Untuk melihat secara khusus dampak pada pengeroposan tulang, para peneliti membiakkan tikus yang mengoverekspresikan tumor necrosis factor alpha di seluruh tubuh dengan tikus yang mengoverekspresikan GILZ hanya pada sel punca (stem cell) mesenkimal. Sel-sel punca ini memproduksi osteoblas yang membentuk tulang. Sel-sel tersebut juga membuat lemak dan ketika sel-sel berhenti membentuk tulang, sel-sel tersebut cenderung membuat lebih banyak lemak. Shi telah menunjukkan bahwa GILZ dapat “membujuk” sel punca mesenkimal kembali membuat lebih banyak tulang dan sedikit lemak.

Sedangkan tikus yang mengoverkspresikan tumor necrosis factor alpha secara cepat mengambangkan arthritis bersamaan dengan pengeroposan tulang dan penurunan berat badan yang signifikan. “Namun pada tikus-tikus yang mengoverekspresikan GILZ memiliki pengeroposan tulang yang secara signifikan lebih sedikit,” kata Shi, seperti dilansir Medical College of Georgia at Georgia Regents University (12/9/2014).

“Studi kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa tikus transgenik GILZ dapat membuat lebih banyak tulang,” kata Dr. Nianlan Yang, MCG postdoctoral fellow.

“Kami ingin melihat apakah GILZ masih akan memiliki efek perlindungan tulang di lingkungan inflamasi yang mirip dengan arthritis,” lanjut Yang.

“Langkah berikutnya termasuk mengembangkan obat oral, berupa peptida khusus yang meningkatkan ekspresi GILZ daripada perubahan genetik yang para peneliti telah gunakan di dalam model hewan,” kata Yang.

Dia baru saja menyelesaikan kerjasama Arthritis Foundation Nasional yang membantu mendukung usaha tersebut. Mereka juga ingin melihat apakah GILZ dapat mencegah perkambangan arthritis di dalam peradangan.

Glukokortikoid dan GILZ keduanya diproduksi secara alami dalam tubuh. Glukokortikoid adalah hormon steroid yang membantu mengatur penggunaan glukosa di dalam tubuh dan mengurangi respon imun.