Para Peneliti Mempertanyakan Pengobatan Infertilitas Dengan Sel Punca

Sel sperma melakukan penetrasi pada permukaan sel telur untuk membuahinya.

Bhataramedia.com – Bisa atau tidaknya infertilitas dapat diobati dengan sel induk telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun.

Teori klasik didasarkan pada gagasan bahwa sel-sel telur seorang wanita sudah didapat sejak lahir dan jumlahnya telah ditentukan sebelumnya, tetapi ada peneliti yang mengklaim bahwa penelitian sel punca (induk) bisa mengarah pada penciptaan sel telur baru. Jika demikian, ini berarti bahwa perempuan tidak subur, seperti mereka yang telah memasuki masa menopause, bisa diberikan telur baru.

Saat ini, studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Gothenburg dan Karolinska Institute menunjukkan bahwa impian mengenai keberhasilan mengobati infertilitas dengan sel punca mungkin tidak akan terwujud.

Studi penelitian baru ini telah dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences ( PNAS ).

“Sejak tahun 2004, studi tentang penelitian sel induk dan infertilitas telah dikelilingi oleh publisitas yang luar biasa. Ada sejumlah besar perhatian media dalam hal ini, dan pesan pentingnya adalah pengobatan infertilitas dengan sel induk akan sangat mungkin terjadi. Namun, banyak peneliti, termasuk kelompok penelitian saya, telah mencoba untuk meniru studi ini dan tidak berhasil. Hal ini menciptakan ketidakpastian tentang apakah sama sekali mungkin untuk membuat telur baru dengan bantuan sel punca, “kata Kui Liu, seorang peneliti di Departemen Kimia dan Biologi Molekuler di University of Gothenburg, seperti dilansir University of Gothenburg (3/2/2015).

Bersama dengan kelompok riset Outi Hovatta di Karolinska Institute dan tim peneliti Jan-Åke Gustafsson di Universitas of Houston di Amerika Serikat, staf di laboratorium Profesor Liu telah melakukan percobaan pada tikus menunjukkan bahwa hanya sel-sel telur tikus betina yang dimiliki sejak lahir.

“Ini menunjukkan tidak hanya bahwa penggunaan penelitian sel induk dalam pengobatan klinis tanpa anak tidak realistis, tetapi juga bahwa klinik harus fokus pada menggunakan telur yang perempuan miliki sejak lahir dalam mengobati infertilitas,” kata Profesor Kui Liu.

Dr. Kui Liu adalah Profesor di Departemen Kimia dan Biologi Molekuler di University of Gothenburg. Kelompoknya mengkhususkan diri dalam studi regulasi genetik dan epigenetik terkait pengembangan sel germinal betina. Penelitian dalam beberapa tahun terakhir telah mencakup baik penelitian dasar praklinis dan transfer hasil yang dihasilkan dari penelitian menggunakan model tikus untuk teknik yang berlaku secara klinis untuk mengobati infertilitas perempuan.

Referensi Jurnal :

Hua Zhang, Lian Liu, Xin Li, Kiran Busayavalasa, Yan Shen, Outi Hovatta, Jan-Åke Gustafsson, Kui Liu. Life-long in vivo cell-lineage tracing shows that no oogenesis originates from putative germline stem cells in adult mice. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2014; 111 (50): 17983 DOI: 10.1073/pnas.1421047111.

You May Also Like