Bhataramedia.com – Para ilmuwan telah mengidentifikasi jam biologis yang menyediakan petunjuk penting mengenai berapa lama seseorang cenderung hidup.
Para peneliti mempelajari perubahan kimia pada DNA yang berlangsung selama seumur hidup dan dapat membantu mereka memprediksi umur seseorang. Dengan membandingkan usia individu yang sebenarnya dengan prediksi umur jam biologis mereka, para ilmuwan melihat adanya pola yang muncul.
Orang-orang yang usia biologisnya lebih besar dari usia mereka yang sebenarnya lebih mungkin meninggal lebih cepat, dibandingkan mereka yang usia biologis dan usia yang sebenarnya sama.
Dilansir University of Edinburgh (30/01/2015), empat studi independen dilakukan untuk melacak kehidupan dari hampir 5.000 orang berusia tua hingga 14 tahun. Usia biologis setiap orang diukur dari sampel darah di awal studi dan para peserta ditindaklanjuti selama masa penelitian.
Para peneliti menemukan bahwa hubungan antara memiliki jam biologis yang lebih cepat berjalan dengan kematian dini benar-benar ada, bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Para ilmuwan dari University of Edinburgh, bekerja sama dengan peneliti di Australia dan Amerika Serikat, telah mengukur usia biologis setiap orang dengan mempelajari modifikasi kimia pada DNA, yang dikenal sebagai metilasi.
Modifikasi kimia tidak mengubah urutan DNA, tetapi memainkan peran penting di dalam proses biologi dan dapat mempengaruhi bagaimana gen diaktifkan dan dinonaktifkan. Perubahan metilasi dapat mempengaruhi banyak gen dan terjadi sepanjang hidup seseorang.
“Hasil yang sama pada keempat penelitian menunjukkan hubungan antara jam biologis dan kematian akibat semua penyebab. Saat ini, tidak jelas faktor gaya hidup atau genetik apa yang mempengaruhi usia biologis seseorang. Kami memiliki beberapa proyek tindak lanjut untuk menyelidiki hal ini secara rinci,” kata Dr. Riccardo Marioni, dari University of Edinburgh’s Centre for Cognitive Ageing and Cognitive Epidemiology.
“Penelitian baru ini meningkatkan pemahaman kita mengenai umur panjang dan penuaan yang sehat. Hal ini menarik karena telah mengidentifikasi indikator baru untuk penuaan, sehingga dapat meningkatkan prediksi rentang hidup, bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti merokok, diabetes, dan penyakit jantung,” kata penulis utama studi, Profesor Ian Deary, juga dari Edinburgh’s Centre for Cognitive Ageing and Cognitive Epidemiology.
Studi ini diterbitkan di jurnal Genome Biology.