Wakatobi Flowerpecker, Spesies Baru Burung dari Kepulauan Wakatobi di Indonesia

Wakatobi flowerpecker (Dicaeum kuehni), jantan. Image credit: Kelly SBA et al.

Bhataramedia.com – Wilayah Sulawesi merupakan bagian dari Wallacea, “hotspot” keanekaragaman hayati yang diambil namanya dari penjelajah Inggris yang terkenal dan rekan pendiri teori evolusi melalui seleksi alam, Alfred Russel Wallace.

Meskipun wilayah tersebut memiliki jenis burung dengan jumlah sangat besar yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia, wilayah ini masih kurang begitu dipelajari.

Suatu spesies burung baru yang berasal dari Sulawesi merupakan anggota dari genus Dicaeum, yang termasuk di dalam famili Dicaeidae.

Burung flowerpecker Dicaeum berukuran kecil dengan panjang antara 10 hingga 18 cm dan memiliki warna yang indah. Mereka memiliki ekor yang pendek, paruh pendek tebal yang melengkung dan lidah tubular.

Wakatobi flowerpecker (Dicaeum kuehni), betina. Image credit: Kelly SBA et al.)
Wakatobi flowerpecker (Dicaeum kuehni), betina. Image credit: Kelly SBA et al.)

Selama bulan Juli, Agustus dan September di antara tahun 1999 dan 2012, Dr. Nicola Marples dari Trinity College dan rekan-rekannya mengambil sampel individu dari spesies Dicaeum yang sebelumnya sudah diketahui, Grey-sided flowerpecker (Dicaeum celebicum), dari tujuh situs di seluruh kepulauan Wakatobi, Pulau Buton dan semenanjung selatan-timur Sulawesi. Secara total, ada 58 burung flowerpecker yang ditangkap dan dipelajari.

Hasil gabungan dari analisis genetik, filogenetik dan morfologi menunjukkan bahwa burung flowerpecker yang berasal dari pulau-pulau di Kepulauan Wakatobi merupakan spesies baru. Spesies baru tersebut diberi nama Wakatobi flowerpecker (Dicaeum kuehni).

Data genetik juga mengungkapkan bahwa Grey-sided flowerpecker dan Wakatobi flowerpecker tidak mengalami percampuran atau kawin silang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak terbang melewati laut sepanjang 27 km yang terbentang di antara mereka.

“Identifikasi spesies yang hanya ada di Kepulauan Wakatobi akan membutuhkan organisasi konservasi seperti BirdLife International untuk menilai kembali status perlindungan yang diberikan untuk pulau-pulau tersebut,” kata Dr. Marples, penulis senior studi ini.

“Saat ini, pulau-pulau yang berada di dalam Taman Nasional Kepulauan Wakatobi tidak menerima perlindungan. Kepulauan Wakatobi adalah tempat yang sangat menarik untuk bekerja dan kepulauan tersebut berfungsi sebagai laboratorium hidup yang unik di mana kita dapat mempelajari evolusi di dalam tindakan,” lanjut Marples, seperti dilansir dari Sci-News (9/6/2014).

Penelitian ini diterbitkan di jurnal PLoS ONE akses terbuka.

Referensi Jurnal :

Kelly SBA et al. 2014. Molecular and Phenotypic Data Support the Recognition of the Wakatobi Flowerpecker (Dicaeum kuehni) from the Unique and Understudied Sulawesi Region. PLoS ONE 9 (6): e98694; doi: 10.1371/journal.pone.0098694.

You May Also Like