E-Cigarette (Rokok Elektronik) vs Rokok Tembakau

Rokok elektronik (e-cigarette).

Bhataramedia.com – Pertanyaan tentang efek e-cigarette (e-cigs) terhadap kesehatan terus dilontarkan, akan tetapi sampai saat ini belum ada bukti bahwa e-cig (rokok elektronik) dapat menyebabkan kanker. Hasil temuan salah satu studi awal yang mengamati efek biologi e-cig menyatakan bahwa e-cig dapat mengubah ekspresi gen seperti halnya asap rokok dari pembakaran tembakau alami.

Para peneliti telah menyampaikan hasil studinya pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research yang berlangsung tanggal 6 April di San Diego, California. Mereka mengamati sel-sel bronkial yang telah mengalami mutasi dan ditemukan pada perokok yang berisiko terkena kanker paru-paru. Sel tersebut diimortalisasi dan ditumbuhkan dalam medium kultur yang telah terpapar asap e-cig selanjutnya diamati profil ekspresi gen-nya.

Para peneliti menemukan bahwa sel-sel yang ditumbuhkan dalam medium yang terpapar asap e-cig menunjukkan pola ekspresi gen yang sama dengan sel yang ditumbuhkan dalam medium yang terpapar asap tembakau (S.J Park et al., Clin Cancer Res.20.B16: 2014). “Perubahan tersebut tidak identik tetapi terdapat beberapa kesamaan”, demikian kata Avrum Spira, seorang peneliti yang bekerja pada bagian Genomik dan kanker paru-paru di Boston University, Massachusetts, seperti dikutib laman Scientific American (9/4/2014). Tim tersebut saat ini sedang mengevaluasi apakah perubahan tersebut menunjukkan karakteristik seperti halnya sel kanker dalam kultur.

Penelitian tersebut baru merupakan tahap awal sehingga belum dapat menyimpulkan apakah e-cig dapat menyebabkan kanker secara in vitro bahkan in vivo.

“E-cig mungkin lebih aman daripada rokok dari tembakau, namun studi awal kami menunjukkan bahwa sel-sel dalam kultur tersebut kemungkinan tidak jinak”, kata Spira.

E-cig dinilai sangat kontroversial karena alat tersebut berfungsi menguapkan cairan yang mengandung nikotin, berbeda dengan rokok yang menghasilkan asap dari proses pembakaran tembakau di dalamnya. Beberapa peneliti percaya bahwa alat tersebut dapat mengurangi efek samping merokok, akan tetapi yang lainnya beranggapan bahwa alat tersebut hanyalah suatu alat praktis untuk merokok.

Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah Nature edisi 8 April 2014.

You May Also Like