Antibiotik Pertanian Terkait dengan Alergi Makanan pada Manusia

Streptomycin

Bhataramedia.com – Reaksi alergi terhadap makanan merupakan hal yang memprihatinkan bagi jutaan orang. Saat ini, studi baru menunjukkan ada “pemain baru” yang potensial di dalam hal ini. Beberapa orang kemungkinan alergi terhadap antibiotik yang digunakan untuk menjauhkan hama dari buah-buahan dan sayuran.

Studi tersebut mengamati kasus pada seorang gadis berusia 10 tahun yang memiliki reaksi alergi parah setelah makan pie blueberry. Dia menderita asma, alergi musiman dan alergi terhadap susu dan penisilin, namun tampaknya seperti tidak ada penyebab di dalam kue pie tersebut.

Para peneliti kemudian menemukan bahwa masalahnya adalah blueberry yang telah diberi streptomisin, antibiotik yang digunakan pada orang untuk melawan kuman. Pada tanaman, antibiotik ini digunakan untuk menjauhkan bakteri, jamur dan ganggang.

“Sejauh yang kami tahu, ini adalah laporan pertama yang menghubungkan reaksi alergi terhadap buah-buahan yang diobati dengan pestisida antibiotik,” kata ahli alergi, Dr. Anne Des Roches, penulis utama penelitian yang diterbitkan di Annals of Allergy, Asthma and Immunology edisi September.

“Negara-Negara eropa tertentu melarang penggunaan antibiotik untuk tanaman sumber pangan, tetapi Amerika Serikat dan negara lainnya masih memperbolehkan antibiotik digunakan untuk keperluan Pertanian,” kata Des Roches.

Peraturan baru dapat dibuta unutk mengurangi tingkat antibiotik di dalam makanan, sehingga membuat insiden tersebut lebih kecil kemungkinannya.

“Kasus ini adalah reaksi alergi yang sangat langka,” kata ahli alergi, Dr. James Sublett, presiden terpilih dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology. “Namun demikian, para ahli alergi harus dan personel gawat darurat kemungkinan perlu tahu mengenai hal tersebut agar membantu menentukan reaksi anafilaksis mana yang kemungkinan timbul. Siapa saja yang berisiko untuk reaksi alergi yang mengancam jiwa harus selalu membawa epinefrin. Mereka juga perlu mengetahui bagaimana menggunakan epinefrin di dalam situasi darurat,” jelas Dr. James, seperti dilansir NewsmaxHealth (3/9/2014).

You May Also Like