Bhataramedia.com – Pelapisan mineral pada partikel pasir benar-benar dapat mendorong aktivitas mikroba dalam filter pasir cepat yang digunakan untuk menangani air tanah untuk minum. Hal ini berdasarkan makalah yang diterbitkan di jurnal Applied and Environmental Microbiology. Temuan ini membantah secara meyakinkan, untuk pertama kalinya, terhadap keyakinan umum bahwa deposit mineral mengganggu kolonisasi mikroba pada partikel pasir.
“Kami menemukan efek yang sangat positif dari deposit mineral pada aktivitas dan kepadatan mikroba,” kata Barth F. Smets, dari Technical University of Denmark, Lyngby, seperti dirilis laman EurekaAlert! (10/10/2014).
Pelapisan mineral berkembang pada permukaan butir filter ketika air tanah diperlakukan melalui filtrasi pasir cepat dalam produksi air minum. Pelapisan ini tentunya mengubah sifat fisik dan kimia dari material filter, tetapi sedikit yang diketahui tentang efeknya pada aktivitas, kolonisasi, keragaman dan kelimpahan mikrobiota
Sampai saat ini, filter pasir cepat masih menyimpan sejumlah misteri, kata penulis pertama, Arda Gulay, salah satu mahasiswa pascasarjana Smets.
“Dalam filter pasir cepat, kombinasi kimia, biologi, dan reaksi fisik membantu dalam penghapusan dan pengendapan kotoran, seperti besi, mangan, amonia, dan metana,” kata Arda Gulay. Bersamaan dengan berjalannya waktu, butir saringan pasir menjadi dilapisi dengan mineral dan sebagian besar sistem pengaturannya melakukan pengeluaran, secara berkala, melalui backwash.
Selanjutnya, mineral tersebut ternyata membentuk matriks berlimpah di sekitar partikel pasir, yaitu seperti semacam sarang lebahi. “Densitas sel bakteri dalam struktur ini bisa sangat tinggi, dan dapat ditingkatkan densitasnya saat amonium tambahan disediakan,” kata Smets.
Bakteri biasanya terlibat dalam penghilangan amonium, mangan, dan kotoran lainnya dari air tanah.
Bahkan, selama pengamatan, aktivitas penghilangan amonium meningkat bersamaan dengan bertambahnya deposit mineral. “Interaksi mineral dan mikroba yang positif menunjukkan peran pelindung dan mendukung dari deposit,” kata Smets.
Para peneliti juga mengukur keragaman yang tinggi dari spesies pengoksidasi nitrit dan amonium.
Hasil penelitian ini sebenarnya lebih bersifat kebetulan. Awalnya, mereka menemukan korelasi positif tak terduga antara jumlah bakteri, dan tingkat lapisan mineral dari partikel pasir. “Temuan ini dianggap layak untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, tapi kami pikir hal itu akan menjadi upaya berisiko tinggi. Sebelum akhirnya sampai kami melihat penampang sebenarnya dari fase mineral, yang dengan jelas menunjukkan sel mikroba seperti struktur di dalam deposit sehingga kami menjadi sadar akan penemuan unik yang sedang kami buat. “
“Pertanyaan besar yang ditimbulkan dari penelitian ini adalah apakah mikroba mempengaruhi perkembangan mikroporositas, atau hanya mengambil keuntungan dari itu,” kata Gulay. Apapun itu, pada akhirnya akan mengarah pada mineralisasi untuk menciptakan mikrostruktur yang dirancang untuk rumah bagi sel mikroba terkait perannya melakukan fungsi tertentu.