Bhataramedia.com – Menurut studi baru, kosmetik dan produk pembersih sehari-hari mengandung sejumlah besar partikel plastik, yang dilepaskan ke lingkungan dan dapat berbahaya bagi kehidupan laut.
Penelitian di Plymouth University telah menunjukkan hampir 100.000 ‘microbeads’ kecil (masing dengan diameter sepersekian milimeter) dapat dilepaskan melalui setiap aplikasi tunggal produk tertentu, seperti scrub wajah.
Partikel-partikel tersebut dimasukkan sebagai agen bulking dan abrasif, dan karena ukurannya yang kecil banyak diantaranya akan melalui pengolahan limbah konvensional, sehingga dapat dilepaskan ke sungai dan lautan.
Para peneliti, menulis di Marine Pollution Bulletin, memperkirakan hal tersebut dapat mengakibatkan hingga 80 ton limbah mikroplastik memasuki laut setiap tahunnya dari penggunaan kosmetik tersebut di Inggris saja.
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh mahasiswa Ph.D., Imogen Napper tersebut, dilakukan bersama-sama dengan Profesor Biologi Laut Richard Thompson, Profesor Geokimia Organik Steve Rowland dan Peneliti Postdoctoral Kimia Analitik, Dr. Adil Bakir.
Dilansir University of Plymouth (26/08/2015), Imogen mengatakan: “Seiring berjalannya studi, saya benar-benar terkejut melihat kuantitas mikroplastik di dalam kosmetik sehari-hari. Saat ini, telah dilaporkan ada 80 jenis scrub wajah di pasar Inggris yang mengandung bahan plastik, namun beberapa perusahaan telah mengindikasikan bahwa mereka akan menghilangkan plastik dari produk mereka. Sementara itu, sangat sedikit yang dapat dilakukan konsumen untuk mencegah sumber pencemaran ini.”
Mikroplastik telah digunakan untuk menggantikan bahan pengelupasan alami dalam kosmetik dan telah dilaporkan dalam berbagai produk seperti pembersih tangan, sabun, pasta gigi, busa cukur, busa mandi, tabir surya dan sampo.
Ada bukti yang berkembang bahwa jumlah plastik di perairan laut meningkat, dengan sekitar 700 spesies dari organisme laut dilaporkan menghadapi sampah laut di lingkungan alami mereka dan sampah plastik menyumbang lebih dari 90 persen dari sampah laut tersebut.
Pada studi ini, peneliti memilih merek scrub wajah yang mencamtumkan plastik di antara bahan-bahan yang digunakan. Para peneliti kemudian menggunakan vakum filtrasi untuk mendapatkan partikel plastik tersebut.
Analisis selanjutnya dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa masing-masing 150ml produk dapat mengandung antara 137.000 dan 2,8 juta mikropartikel.
Profesor Richard Thompson, yang sebelumnya telah mempelajari efek dari sampah di lingkungan laut selama lebih dari 20 tahun, mengatakan: “Menggunakan produk-produk tersebut menyebabkan kontaminasi yang tidak perlu terhadap lautan dengan jutaan partikel mikroplastik. Terdapat kekhawatiran mengenai akumulasi mikroplastik di lingkungan. Pekerjaan kami sebelumnya telah menunjukkan mikroplastik dapat dicerna oleh ikan dan kerang, serta ada bukti dari penelitian laboratorium mengenai efek buruknya pada organisme laut.”
Referensi Jurnal :
Imogen E. Napper, Adil Bakir, Steven J. Rowland, Richard C. Thompson. Characterisation, quantity and sorptive properties of microplastics extracted from cosmetics. Marine Pollution Bulletin, 2015; DOI: 10.1016/j.marpolbul.2015.07.029.