Bhataramedia.com – Di dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan otak manusia yang bekerja pada prediksi. Hal ini bertentangan dengan teori yang diterima sebelumnya bahwa otak bereaksi terhadap sensasi yang diambil dari dunia luar. Para ahli mengatakan bahwa reaksi manusia sebenarnya adalah tubuh menyesuaikan diri dengan prediksi yang dibuat otak berdasarkan pada keadaan tubuh kita terakhir kali di dalam situasi yang sama.
Saat ini, Profesor Lisa Feldman Barrett di Utara Timur telah melaporkan penemuan mengenai episentrum dari prediksi tersebut.
Di dalam artikel yang diterbitkan di Nature pekan lalu, Barrett berpendapat bahwa jaringan limbik, yang juga membantu untuk menciptakan emosi, adalah di bagian teratas dari hirarki pengambilan prediksi di otak. Dia turut menulis penelitian ini dengan W. Kyle Simmons, dari Laureate Institute for Brain Research di Tulsa, Oklahoma.
“Kontribusi unik dari penelitian kami adalah untuk menunjukkan bagaimana jaringan limbik membuat prediksi,” kata Barrett. “Jaringan limbik yang terdiri dari struktur dan organisasi sel-sel saraf tertentu, mengarahkan prediksi tersebut menuju ke segala tempat di korteks, sehingga membuatnya sangat kuat.”
Sebagai contoh, ketika seseorang diperintahkan untuk membayangkan apel merah di dalam benaknya, Barrett menjelaskan bahwa bagian limbik otak mengirim prediksi kepada sel saraf (neuron) visual dan menyebabkan neuron ini untuk aktif di dalam pola yang berbeda, sehingga orang dapat “melihat” apel merah.
Barrett adalah anggota staf pengajar di Departemen Psikologi dan direktur Laboratorium Ilmu Interdisipliner Afektif. Sebagai seorang pelopor di dalam psikologi emosi dan ilmu saraf afektif, dia telah menantang dasar ilmu pengetahuan afektif dengan menunjukkan bahwa seseorang merupakan arsitek dari pengalaman emosional mereka sendiri.
Di dalam naskah ilmiah yang diterbitkan di jurnal Nature, Barrett meringkas penelitian mengenai komposisi selular jaringan limbik, yang menunjukkan bahwa daerah limbik otak mengirim tetapi tidak menerima prediksi. Ini berarti bahwa daerah limbik melakukan pengolahan langsung di otak. Jaringan limbik tidak bereaksi terhadap rangsangan dari dunia luar. Barrett berpendapat bahwa ini ironis, karena ketika para ilmuwan dulu percaya bahwa daerah limbik otak adalah rumah dari emosi, daerah ini dipandang sebagai daerah yang reaktif kepada dunia.
Akal sehat mengatakan kepada Anda bahwa dengan melihat Anda dapat percaya, tetapi yang sebenarnya adalah otak dibangun untuk hal-hal yang bekerja sebaliknya. Anda melihat (mendengar dan mencium dan merasakan) apa yang Anda percaya. Mempercayai sebagian besar didasarkan pada perasaan.
Di dalam makalahnya, Barrett menunjukkan bahwa otak Anda tidak dibangun untuk menjadi organ reaktif. Otak Anda memiliki susunan untuk mengajukan pertanyaan : “Terakhir kali aku berada di dalam situasi seperti ini, apa sensasi yang saya temui, dan bagaimana saya bertindak?”. Selain itu, sensasi yang tampaknya paling penting adalah sensasi-sensasi yang berada di dalam tubuh Anda sendiri, yang disebut “interoceptions.”
“Apa otak Anda coba lakukan adalah menebak apa arti dari suatu sensasi dan apa yang menyebabkan sensasi sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan mengenainnya,” kata Barrett.
“Otak Anda sedang mencoba untuk mengumpulkan pikiran, perasaan, dan persepsi sehingga mereka tiba sesuai kebutuhan, bukan setelah itu,” tutur Barret, seperti dilansir Northeastern University (02/06/2015).
Referensi :
Lisa Feldman Barrett, W. Kyle Simmons. Interoceptive predictions in the brain. Nature Reviews Neuroscience, 2015; DOI: 10.1038/nrn3950.