Salakanagara, Kerajaan Tertua yang “Sengaja” Dilupakan?

salakanagara

Bhataramedia.com – Ketika menyebut kerajaan-kerajaan tertua di Indonesia, kita akan langsung teringat dengan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur dan Tarumanagara di Jawa Barat. Dua kerajaan ini disebutkan di buku-buku sejarah kita dan menjadi teks hafalan wajib untuk para pelajar.

Namun, sebuah naskah sejarah yang ditemukan baru-baru ini menyebutkan, terdapat sebuah kerajaan di Banten yang telah berdiri sejak tahun 130 M, alias abad pertama Masehi. Padahal, Kutai yang disebut-sebut sebagai kerajaan pertama baru didirikan sekitar abad 4 Masehi.

Naskah sejarah yang menyebutkan nama Kerajaan Salakanagara adalah Naskah Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantaram, sebuah naskah yang disusun panitia yang diketuai oleh Pangeran Wangsakerta. Naskah ini didukung oleh berbagai pendapat ahli yang sebelumnya mengatakan bahwa tatar (tanah) Banten memiliki nilai sejarah yang tidak main-main, seperti Husein Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, dan Halwany Michrob.

Dalam bahasa Sunda, Salakanagara berarti “kerajaan perak”. Kata “salaka” juga sangat mirip dengan kata “salak”. Diduga, lokasi kerajaan ini berada di Teluk Lada, Pandeglang, yang tidak terlalu jauh dari Gunung Salak, dengan ibukota bernama Rajatapura.

Wilayah Salakanagara diperkirakan mencakup seluruh Jawa bagian barat (Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta sekarang), seluruh kepulauan di sebelah barat Jawa, serta Selat Sunda. Di setiap pelabuhan yang masuk ke dalam wilayah kerajaan, berjaga pasukan yang bertugas menarik upeti dari kapal-kapal pedagang yang singgah. Selain dikenal sebagai kerajaan maritim, Salakanagara juga menjadi negara agraris dengan cara berladang. Penghasilan kerajaan yang lain berasal dari tambang emas dan perak.

Pendiri sekaligus raja pertama Salakanagara adalah Dewawarman, yang bergelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Raksa Gapura Sagara. Dewawarman merupakan duta dari Kerajaan Calankayana yang diutus untuk mencari “vazal” atau daerah pengaruh bagi kerajaan di India tersebut. Sebagai duta kerajaan, tugas Dewawarman termasuk menyebarkan agama Hindu di Nusantara.

Dewawarman kemudian menikah dengan putri dari Aki Tirem, seorang datu (pemimpin kelompok masyarakat) dari Teluk Lada. Datu Tirem sendiri adalah seorang pemimpin berkharisma yang mengorganisir kelompoknya untuk melakukan perdagangan lada. Berkat kombinasi dua pemimpin ini, Kerajaan Salakanagara terbentuk.

Seorang pengembara bernama Ptolemeus tercatat pernah mengunjungi Jawa pada tahun 150 Masehi. Dia amat kagum dengan kota penghasil perak yang kemudian disebutnya Argyre (kota perak). Diduga kuat, Argyre adalah Kerajaan Salakanagara.
Sayangnya, pamor Salakanagara benar-benar redup pada abad 4 Masehi, pada masa pemerintahan Dewawarman IX. Pada saat itu, Salakanagara hanya menjadi negara bagian dari Tarumanagara.

Muncul pertanyaan di benak kita, kenapa kerajaan yang demikian penting hampir tidak pernah disebut dalam buku-buku sejarah kita? Tentunya juga janggal jika Kutai lah yang selalu disebut-sebut sebagai kerajaan pertama, sedangkan Salakanagara sudah berdiri tiga ratus tahun sebelumnya.

You May Also Like