Viagra untuk Mencegah Penularan Parasit Malaria?

malaria, eritrosit, viagra

Bhataramedia.com – Dengan meningkatkan kekakuan eritrosit yang terinfeksi oleh agen penyebab malaria, Viagra dapat mengeliminasinya dari sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi penularan parasit dari manusia ke nyamuk. Penemuan menakjubkan ini, yang dibuat oleh para ilmuwan dari CNRS, INSERM, Université Paris Descartes, bekerja sama dengan tim dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, dapat mengarah pada pengobatan untuk mengurangi penyebaran malaria di dalam suatu populasi. Pekerjaan mereka dipublikasikan di PLOS Pathogens pada 7 Mei 2015.

Dilansir CNRS (07/05/2015), Plasmodium falciparum, parasit yang menyebabkan malaria, memiliki siklus perkembangan kompleks yang sebagian selesai pada manusia dan sebagian di nyamuk anopheles. Pengobatan untuk malaria menargetkan bentuk aseksual parasit yang menyebabkan gejala, tetapi tidak di dalam bentuk seksual yang menular dari manusia ke nyamuk ketika menggigit. Pemberantasan penyakit ini memerlukan pengembangan perawatan jenis baru terhadap bentuk seksual dari parasit, di dalam rangka untuk memblokir transmisi dan dengan demikian mencegah penyebaran penyakit di dalam populasi.

Bentuk-bentuk seksual dari parasit berkembang di eritrosit manusia yang ada di sumsum tulang, sebelum dilepaskan ke dalam darah. Eritrosit kemudian dapat diakses oleh nyamuk ketika menggigit. Namun, eritrosit yang beredar (apakah berbentuk gametosit dan yang terinfeksi atau tidak) bersifat ‘deformable’, sehingga mencegah untuk dibersihkan melalui limpa, yang terus-menerus menyaring darah dan hanya mempertahankan eritrosit yang kaku, lama atau abnormal. Namun, gametosit eritrosit yang terinfeksi dapat dengan mudah melewati limpa dan bertahan selama beberapa hari di dalam sirkulasi darah.

Selama studi baru ini, para ilmuwan berusaha untuk membuat eritrosit yang terinfeksi menjadi kaku. Mereka menunjukkan bahwa deformabilitas gametosit eritrosit yang terinfeksi diatur oleh jalur sinyal yang melibatkan cAMP. Ketika molekul cAMP menumpuk, eritrosit menjadi kaku. cAMP terdegradasi oleh enzim phosphodiesterase, yang berfungsi mempromosikan deformabilitas eritrosit.

Dengan menggunakan model in vitro yang mereproduksi filtrasi oleh limpa, para ilmuwan mampu mengidentifikasi beberapa agen farmakologis yang menghambat phosophodiesterases, sehingga dapat meningkatkan kekakuan eritrosit yang terinfeksi. Salah satu agen ini adalah sildenafil sitrat,  lebih dikenal dengan nama merek Viagra. Para penulis menunjukkan bahwa agen ini, ketika digunakan pada dosis standar, memiliki potensi untuk meningkatkan kekakuan bentuk seksual parasit dan dengan demikian mendukung penghapusan eritrosit yang terinfeksi oleh limpa.

Penemuan ini dapat membantu menemukan cara-cara baru untuk menghentikan penyebaran malaria di dalam suatu populasi. Memodifikasi zat aktif di dalam Viagra untuk memblokir efek ereksi, atau menguji agen yang sama tanpa efek samping ini, dapat menghasilkan pengobatan untuk mencegah penularan parasit dari manusia ke nyamuk.

Referensi :

Ghania Ramdani, Bernina Naissant, Eloise Thompson, Florence Breil, Audrey Lorthiois, Florian Dupuy, Ross Cummings, Yoann Duffier, Yolanda Corbett, Odile Mercereau-Puijalon, Kenneth Vernick, Donatella Taramelli, David A. Baker, Gordon Langsley, Catherine Lavazec. cAMP-Signalling Regulates Gametocyte-Infected Erythrocyte Deformability Required for Malaria Parasite Transmission. PLOS Pathogens, 2015; 11 (5): e1004815 DOI: 10.1371/journal.ppat.1004815.

You May Also Like