Bakteri Baik yang Dilengkapi Resistensi Antibiotik Lindungi Populasi Bakteri Baik di dalam Usus

Bacteroides biacutis

Bhataramedia.com – Para peneliti dari Case Western Reserve University di Cleveland telah menemukan bahwa mengisi saluran gastrointestinal (GI) tikus dengan spesies bacteroides yang memproduksi enzim tertentu, dapat membantu melindungi bakteri baik dari efek berbahaya yang ditimbulkan antibiotik. Penelitian mereka akan dipublikasikan di Antimicrobial Agents and Chemotherapy.

Antibiotik adalah senjata yang ampuh untuk melawan patogen, tetapi kebanyakan antibiotik bekerja secara acak. Antibiotik juga dapat ikut membunuh membunuh bakteri baik. Dengan demikian, hal ini dapat membuat pasien rentan terhadap invasi, terutama terhadap patogen ganas yang resisten terhadap antibiotik.

Di dalam studi ini, para peneliti menambahkan populasi bacteroides penghasil beta-laktamase di dalam saluran usus beberapa tikus. Kelompok tikus lain yang duganakan sebagai kelompok kontrol tidak menerima bakteri tersebut. Mereka kemudian memberikan semua kelompok tikus dengan ceftriaxone (antibiotik beta-laktam) selama tiga hari. Para peneliti kemudian memberikan bakteri Enterococcus yang resisten terhadap vankomisin dan Clostridium difficile secara oral. Keduanya merupakan patogen saluran usus.

Tikus yang telah diberikan populasi bacteroides mampu mempertahankan keanekaragaman spesies bakteri baik di dalam usus dan bebas terhadap patogen. Sedangkan tikus kontrol mengalami penurunan populasi bakteri baik di dalam usus akibat antibiotik, sehingga memungkinkan bakteri patogen merajalela.

“Ketika pasien di rumah sakit atau panti jompo menerima antibiotik, hal tersebut justru akan membahayakan karena pasien-pasien tersebut akan kehilangan populasi bakteri baik di dalam usus mereka. Pasien akan sangat rentan terhadap bakteri patogen akibat kehilangan pelindung alami mereka,” kata Stiefel.

“Bacteroides mencakup kira-kira seperempat dari mikrobioma di dalam usus. Mereka tidak muncul di tempat lain di dalam tubuh. Para peneliti percaya bahwa beta-laktamase yang dihasilkan Bacteroides tidak akan mengganggu pengobatan infeksi pada sistem organ lainnya, seperti di saluran pernapasan atau darah,” tambah Stiefel.

“Hasil penelitian kami sangat menarik karena dapat menunjukkan bagaimana antibiotik dapat dikonsumsi tanpa menyebabkan hilangnya mikrobioma alami di usus. Sebagai contoh, enzim beta-laktamase dapat diberikan secara oral sebagai obat, untuk melindungi bakteri usus dari antibiotik sistemik. Selain itu, pasien penderita penyakit saluran kemungkinan juga dapat diinjeksi dengan populasi bakteri yang mampu mendegradasi antibiotik,” pungkas Stiefel, seperti dilansir American Society For Microbiology (12/6/2014).

You May Also Like