Saraf Parasimpatik Berasal dari Sumber Tidak Terduga

Sistem saraf parasimpatik. (Image: OpenStax College, Connexions Web)

Bhataramedia.com – Suatu studi baru dari Karolinska Institutet di Swedia menunjukkan bahwa bagian dari sistem saraf, sistem saraf parasimpatik, terbentuk dengan cara yang berbeda dari apa yang sebelumnya diyakini para peneliti. Di dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science ini, muncul suatu fenomena baru di bidang biologi perkembangan. Temuan ini dapat mengarah pada pengobatan medis baru untuk gangguan bawaan dari sistem saraf.

Hampir semua fungsi tubuh dikendalikan oleh sistem saraf tak sadar, misalnya: jantung, pembuluh darah, hati dan sistem pencernaan. Pada saat istirahat, tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar dapat menghemat energi. Proses ini diatur oleh bagian parasimpatik dari sistem saraf otonom. Pemahaman yang ada saat ini adalah banyak jenis penting dari sel, termasuk sel-sel saraf parasimpatik di dalam berbagai organ, berasal dari sel-sel progenitor awal yang bergerak pada jarak yang pendek ketika embrio masih kecil. Namun, model ini tidak menjelaskan berapa banyak organ tubuh kita dilengkapi dengan sel-sel yang membentuk saraf parasimpatis.

Penelitian ini mengubah landasan pemahaman kita mengenai bagaimana sistem saraf perifer berkembang di dalam tubuh. Para peneliti di Karolinska Institutet telah membuat rekonstruksi tiga dimensi dari embrio tikus. Rekonstruksi ini menunjukkan bahwa neuron parasimpatis terbentuk dari sel-sel glial dewasa yang dikenal sebagai prekursor sel Schwann yang berjalan di sepanjang saraf perifer ke jaringan tubuh dan organ. Sel-sel yang belum matang tersebut memiliki sifat sel punca (stem cell) dan kemungkinan merupakan asal dari beberapa jenis sel-sel yang berbeda. Sebagai contoh, para peneliti di dalam studi ini sebelumnya telah menunjukkan bahwa mayoritas melanosit manusia (sel-sel pigmen) lahir dari sel-sel tersebut.

“Studi kami memfokuskan pada prinsip baru dari biologi perkembangan, prinsip baru ini kemungkinan juga dapat digunakan di dalam rekonstruksi jaringan. Namun, masih belum jelas mengenai bagaimana jumlah neuron parasimpatis dikendalikan dan mengapa sel-sel yang diangkut oleh saraf hanya beberapa yang diubah menjadi bagian penting dari sistem saraf,” kata Igor Adameyko dari Department of Physiology and Pharmacology dan Patrik Ernfors dari Department of Medical Biochemistry and Biophysics, seperti dilansir Karolinska Institutet (13/6/2014).

Secara mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa seluruh sistem saraf parasimpatik muncul dari sel-sel progenitor yang berjalan di sepanjang saraf perifer. Para peneliti berharap bahwa penemuan ini akan membuka kemungkinan cara-cara baru untuk mengobati gangguan bawaan dari sistem saraf otonom dengan menggunakan obat regeneratif.

Referensi Jurnal :

Vyacheslav Dyachuk, Alessandro Furlan, Maryam Khatibi Shahidi, Marcela Giovenco, Nina Kaukua, Chrysoula Konstantinidou, Vassilis Pachnis, Fatima Memic, Ulrika Marklund, Thomas Müller, Carmen Birchmeier, Kaj Fried, Patrik Ernfors, and Igor Adameyko. Parasympathetic neurons originate from nerve-associated peripheral glial progenitors. Science, 12 June 2014 DOI: 10.1126/science.1253281.

You May Also Like