Bhataramedia.com – Menurut penelitian dari University of British Columbia, ikan dan organisme-organisme yang tinggal di laut lepas lebih berharga sebagai penyerap karbon dibandingkan sebagai makanan sehingga harus lebih terlindungi.
Studi ini menemukan bahwa ikan dan organisme laut menghilangkan 1,5 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer setiap tahunnya, suatu layanan yang bernilai sekitar 148 miliar US$. Amerika Serikat tiap tahunnya mengeluarkan 16 miliar US $ untuk menangkap 10 juta ton ikan di laut lepas. Angka tersebut tentunya tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan oleh ikan dan organisme yang ada di lautan.
“Negara-negara di seluruh dunia berjuang untuk menemukan cara yang efektif dan murah untuk mengurangi emisi karbon mereka,” kata Rashid Sumaila, direktur UBC Perikanan Ekonomi Research Unit. “Kami telah menemukan bahwa laut lepas adalah sistem alami yang melakukan pekerjaan itu secara gratis.” Tambahnya seperti dilansir University of Faculty of Science British Columbia (5/6/2014).
Sumaila membantu menghitung nilai ekonomi dari karbon yang tersimpan oleh kehidupan di laut lepas dengan menerapkan harga (meliputi manfaat mengurangi biaya untuk menangkal perubahan iklim) untuk kuantitas tahunan karbon yang diserap.
Laporan tersebut menyatakan bahwa laut lepas (didefinisikan sebagai wilayah lebih dari 200 mil laut dari pantai dan di luar yurisdiksi nasional) harus ditutup untuk semua kegiatan perikanan karena hanya satu persen dari ikan yang ditangkap setiap tahunnya secara eksklusif ditemukan di sana.
“Menjaga ikan di laut lepas memberi kita nilai lebih daripada menangkap mereka,” kata Sumaila. “Jika kita kehilangan kehidupan di laut lepas, kita harus mencari cara lain untuk mengurangi emisi dengan biaya yang jauh lebih tinggi.”
Penelitian ini ditugaskan oleh Global Ocean Commission dan dilakukan secara independen oleh Sumaila dan Alex Rogers dari Somerville College, Oxford.
Harga karbon berasal dari data yang disediakan oleh U.S. Federal Government Interagency Working Group.