Bhataramedia.com – Studi baru menunjukkan bahwa orang yang sangat gemuk (obesitas) kemungkinan akan kehilangan 14 tahun dari masa kehidupan mereka.
Peneliti di AS telah mengumpulkan data dari 20 studi sebelumnya dan menemukan bahwa indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 40 (dianggap obesitas berat) meningkatkan kemungkinan kematian dini akibat penyakit jantung, kanker dan diabetes dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
“Kami menemukan bahwa tingkat kematian pada orang dewasa sangat gemuk sekitar 2,5 kali lebih tinggi daripada pada orang dewasa di dalam kisaran berat badan normal,” kata pemimpin penelitian, Cari Kitahara, seorang peneliti di US National Cancer Institute.
“Obesitas berat menyebabkan kelebihan jumlah kematian sebanyak 509 per 100.000 orang setiap tahun dan 382 kematian per 100.000 perempuan,” katanya.
“Apakah dengan menurunkan berat badan akan meningkatkan usia masih belum jelas, ” kata Kitahara. “Namun, dengan tidak menjadi gemuk akan memperpanjang hidup Anda,” ia menambahkan.
Tim Kitahara telah menghitung bahwa dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal, orang yang sangat gemuk memperpendek kehidupan mereka sebanyak 6,5-13,7 tahun. “Hal tersebut mirip dengan apa yang terjadi pada perokok,” katanya.
BMI adalah perhitungan lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan. Sebagai contoh, jika Anda memiliki tinggi 5 kaki 4 inci tinggi dan berat 235 pon, BMI Anda adalah 40, dimana angka BMI tersebut dianggap sangat gemuk. BMI antara 18,5 dan 24,9 dianggap berat badan yang sehat.
Temuan di dalam studi ini menggarisbawahi kekhawatiran yang ada, kata Dr. David Katz, direktur di Yale University Prevention Research Center di New Haven, Conn.
“Kami telah lama memiliki bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa obesitas berhubungan dengan penyakit kronis utama yang mengganggu masyarakat modern, seperti penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, demensia dan banyak lagi,” kata Katz.
Obesitas berat lebih berbahaya daripada obesitas dengan tingkat yang lebih rendah dan tingkat dari obesitas berat meningkat tajam, tambahnya. “Kami juga memiliki data yang menunjukkan bahwa korban meninggal akibat obesitas meningkat,” katanya.
“Pengobatan yang efektif untuk obesitas berat dapat membantu sedikit. Namun untuk batas yang jauh lebih besar, obesitas berat dapat dan harus ditangani dengan pencegahan, karena obesitas berat jarang terjadi,” tambah Katz, seperti dilansir NewsMaxhealth (8/7/2014).
Di dalam penelitian ini, para peneliti menganalisa data penelitian sebelumnya pada hampir 10.000 orang sangat gemuk yang tidak pernah merokok atau memiliki penyakit kronis. Mereka membandingkan orang-orang tersebut dengan sekitar 304.000 orang dewasa dengan berat badan normal.
Mereka kemudian menemukan bahwa selama masa studi 30 tahun, laki-laki dan perempuan sangat gemuk lebih mungkin untuk meninggal lebih awal dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
Penyakit jantung adalah faktor utama yang terkait dengan kematian di antara orang-orang sangat gemuk, diikuti oleh kanker, diabetes, ginjal dan penyakit hati.
Selain itu, risiko kematian akibat kondisi-kondisi tersebut meningkat seiring dengan penambahan berat badan.
“Namun, temuan ini terbatas karena peserta penelitian melaporkan tinggi dan berat badan mereka sendiri untuk menghitung BMI dan juga karena BMI adalah satu-satunya ukuran obesitas yang digunakan,” kata para peneliti.
Referensi :
Kitahara CM, et al. Association between Class III Obesity (BMI of 40-59 kg/m) and Mortality: A Pooled Analysis of 20 Prospective Studies. PLOS Medicine, July 2014 DOI: 10.1371/journal.pmed.1001673.