Bhataramedia.com – Untuk memerangi pemanasan global, penangkapan karbon (secara kimiawi yaitu menjebak karbondioksida sebelum dilepaskan ke atmosfir) telah mendapatkan momentum. Namun, metode standar yang digunakan terganggu oleh toksisitas, korosif dan inefisiensi. Dengan menggunakan beberapa trik kimia, para ilmuwan material di Cornell telah menemukan “spons” yang rendah toksisitas dan sangat efektif memerangkap karbon. Penemuan teknologi ini dapat mendorong peningkatan penggunaannya di berbagai bidang.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Emmanuel Giannelis, Profesor Teknik di Department of Materials Science and Engineering, telah menciptakan bubuk yang menangkap karbon sebaik atau lebih baik dari standar industri. Dia mengerjakan penelitian ini bersama dengan rekan-rekan postdoctoral, Genggeng Qi dan Liling Fu. Penelitian ini diterbitkan tanggal 12 Desember di Nature Communications.
Metode perangkap karbon yang paling umum digunakan saat ini disebut “amina scrubbing”. Metode ini telah digunakan pada pembangkit batubara dan gas. Setelah pembakaran, gas yang mengandung karbon dioksida melewati tong cair senyawa amino atau amina yang menyerap sebagian besar karbon dioksida. Solusi ini sangat korosif dan membutuhkan biaya yang tinggi.
Para peneliti Cornell telah mengerjakan metode perangkap karbon yang lebih aman dan baik. Tekonologi terbaru yang mereka gunakan terdiri dari perancah silika dan sorben (agen penyerap) pendukung dengan pori-pori nano untuk luas permukaan yang maksimal. Mereka mencelupkan perancah silika ke dalam amina cair, yang membasahi sorben seperti spons dan sebagian mengeras. Produk akhir yang dihasilkan adalah bubuk putih kering stabil yang menangkap karbon dioksida, bahkan di saat lembab.
Dilansir Cornell University (16/12/2014), Giannelis mengatakan bahwa sorben amina padat telah digunakan untuk menangkap karbon. Namun, sorben tersebut biasanya hanya secara fisik diresapi dengan amina. Seiring waktu, beberapa amina akan hilang, sehingga efektivitasnya menurun dan meningkatkan biaya.
Pada teknologi baru ini, para peneliti menignkatkan amina pada permukaan sorben, sehingga menyebabkan amina secara kimiawi berikatan dengan sorben. Hal ini berarti hanya sedikit amina yang hilang dari waktu ke waktu.
Qi mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah untuk mengoptimalkan sorben dan digunakan untuk industri. Dia juga mengatakan bahwa teknologi ini dapat digunakan pada skala yang lebih kecil, misalnya di dalam rumah kaca.