Bukti Baru Menunjukkan Unta Penyebab Wabah Virus MERS di Timur Tengah

virus MERS-COV. (Photo: Centers for Disease Control and Prevention

Bhataramedia.com – Para ilmuwan telah menemukan lebih banyak bukti bahwa unta merupakan penyebab wabah virus MERS-COV yang baru-baru ini melanda seluruh daerah Timur Tengah.

Menurut CBS New, para peneliti menggunakan sekuensing keseluruhan genom dari sampel yang diambil dari hidung unta di Arab Saudi untuk mengkonfirmasi keyakinan mereka,. Mereka menemukan sejumlah subtipe MERS di dalam DNA unta, termasuk satu subtipe virus yang identic dengan virus yang menginfeksi manusia. Penyakit yang disebabkan oleh MERS secara ilmiah dikenal sebagai sindrom pernapasan coronavirus Timur Tengah.

Menurut Kementerian Kesehatan Arab Saudi, kasus infeksi MERS pertama kali ditemukan pada musim semi tahun 2012 dan sejak saat itu MERS telah menginfeksi setidaknya 339 orang di Arab Saudi dan membunuh hampir sepertiga dari mereka. Uni Emirat Arab, Yordania, Qatar, Kuwait dan Mesir juga terpengaruh oleh virus tersebut. Hingga saat ini, 26 kasus baru telah dilaporkan selama akhir pekan, dan para ilmuwan khawatir bahwa hal yang terburuk dari virus tersebut belum berakhir.

“Kami sangat prihatin setiap kali kita mengalami infeksi baru yang memiliki tingkat kematian kasus yang tinggi, telah ada selama lebih dari satu tahun dan telah menyebabkan penyakit di beberapa negara,” ungkap dr. David Swerdlow dari US Centers for Disease Control and Prevention, seperti dilansir Nature World News (30/4/2014).

Ini bukan pertama kalinya unta dianggap sebagai hewan yang bertanggung jawab. CBS melaporkan bahwa studi sebelumnya yang memeriksa antibodi unta Oman melawan antibodi domba, kambing dan sapi, menemukan antibodi MERS ada pada 100 persen unta Oman.

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus MERS termasuk demam, batuk, sesak napas dan diare. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, infeksi MERS memiliki tingkat kematian 65 persen.

Menurut CNN, para ilmuwan semakin khawatir karena jutaan orang akan datang ke Arab Saudi musim gugur ini untuk melakukan ibadah Haji.

You May Also Like