Bhataramedia.com – Bayangkan jika kita dapat menambal lubang di jantung kita dengan menumbuhkan kembali jaringan yang rusak. Gagasan tersebut masih dieksplorasi untuk diaplikasikan kepada manusia, namun hal ini sudah menjadi berhasil diterapkan pada hewan salamander. Sebuah penemuan baru yang menunjukkan bahwa jantung salamander dapat beregenerasi dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi baru pada seseorang yang mengalami kerusakan jaringan.
Penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di Amerika Serikat. Tindakan pencegahan seperti diet sehat dan gaya hidup membantu menangkal masalah jantung, tetapi jika kerusakan jantung terjadi, perawatan canggih dan prosedur bedah sering diperlukan. Sayangnya, kerusakan jantung biasanya bersifat ireversibel (tidak dapat dikembalikan ke kondis semula), itulah sebabnya mengapa peneliti mencari terapi regeneratif yang dapat memulihkan jantung yang rusak kembali ke kondisi aslinya.
Selama ratusan tahun kita telah mengetahui bahwa kadal air dan jenis salamander lainnya mampu meregenerasi anggota badannya. Jika anda memotong kaki atau ekor mereka, anggota badan tersebut akan tumbuh kembali di dalam beberapa minggu. Stanley Sessions, seorang peneliti di Hartwich College Oneonta, NY bertanya-tanya apakah fenomena eksternal ini juga terjadi secara internal. Agar mengetahuinya, Sessions mengambil potongan kecil jantung pada lebih dari dua lusin salamander .
“Hal yang mengejutkan kami adalah ketika kami menghilangkan bagian jantung dari salamander, kadal tersebut akan menumbuhkan jantung yang baru di dalam waktu hanya enam minggu atau lebih,” kata Sessions, seperti dikutib dari laman Newswise (24/4/2014). “Bahkan, setelah kehilangan setengah bagian dari jantungnya, jantung salamander akan kembali ke kondisi awal,” tambah Sessions.
Sebelum tim peneliti melakukan penelitian lebih lanjut, Sessions dan tiga mahasiswanya, Grace Mele, Jessica Rodriquez dan Kayla Murphy, harus menentukan bagaimana salamander dapat hidup dengan jantung yang rusak. Ternyata, bentuk gumpalan di bagian jantung salamander yang diangkat bertindak seperti gabus di dalam botol anggur, sehingga mencegah amfibi tersebut mengalami pendarahan yang menyebabkan kematian.
Gumpalan seperti gabus tersebut ternyata sebagian tersusun dari sel punca (stem cell). Sel punca memiliki potensi yang tak terbatas untuk tumbuh dan berkembang menjadi berbagai jenis sel dengan fungsi khusus. Sel punca embrionik dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel di dalam tubuh, sehingga membuat sel-sel tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai terapi regeneratif.
Ternyata, sel punca memainkan peran penting di dalam regenerasi salamander. “Kami menemukan bahwa setidaknya beberapa dari sel-sel punca untuk regenerasi jantung salamander berasal dari darah, termasuk gumpalan darah,” Sessions menjelaskan.
Penemuan ini dapat memiliki implikasi yang menarik untuk terapi pada manusia dengan kerusakan jantung. Dengan mengidentifikasi gen yang bertanggung jawab untuk regenerasi pada salamander, memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi kesamaan jalur regenerasi antara salamander dan manusia. Sehingga memungkinkan untuk menginduksi jalur regenerasi jantung salamander ke dalam jantung manusia.
Gabungan antara kemajuan teknologi medis dan bedah dengan jalur regenerasi jantung pada salamander dapat menciptakan terapi yang lebih baik bagi manusia. “Bukankah akan lebih bagus jika kita dapat menemukan cara mengaktifkan sel punca jantung untuk menciptakan jaringan jantung baru, sehingga kita benar-benar dapat memperbaiki jantung yang rusak pada manusia,” ungkap Sessions.
Grace Mele mempresentasikan temuan ini pada pertemuan Experimental Biology 2014, Selasa 29 April 2014 di Hall A-D, San Diego Convention Center.