Bhataramedia.com – Pengobatan canggih dengan menggunakan sel punca untuk mengatasi kebutaan telah mendekati tahap pengujian terhadap manusia.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, perusahaan di Boston Amerika Serikat sedang menyelidiki efektivitas pengobatan itu pada orang-orang dengan dua penyakit kehilangan penglihatan.
Dua penyakit tersebut adalah :
- Penyakit Stargardt yang merupakan bentuk kehilangan penglihatan progresif yang dapat mempengaruhi anak-anak akibat keturunan.
- Degenerasi makula terkait usia yang merupakan penyebab utama kehilangan penglihatan di kalangan orang dengan usia 65 tahun atau lebih tua.
Dilansir Nature World News (21/4/2014), naskah ilmiah yang diterbitkan di The Lancet melaporkan bahwa pengobatan sel punca untuk penglihatan dapat dikatakan aman. Meskipun telah didapatkan laporan lengkap dari hasil penelitian awal tersebut, uji yang memfokuskan terhadap keamanan metode yang digunakan belum dipublikasikan.
Pengobatan tersebut menggunakan sel-sel epitel pigmen retina (RPE) yang telah dikembangkan dari sel-sel punca embrionik. Seorang ahli bedah menyuntikkan 150 mikroliter sel RPE di bawah retina pasien, yang sementara terpisah untuk prosedur ini. Sel-sel RPE mendukung fotoreseptor retina, yang merupakan sel-sel yang mendeteksi cahaya yang masuk ke mata dan meneruskan informasi ke otak.
Sejauh ini hasil dari pengobatan yang digunakan kepada satu pasien cukup menjanjikan. Pasien itu kembali mendapat penglihatan secara penuh setelah sebelumnya divonis buta.
“Kami terus mendapat motivasi dari kemajuan yang kita lihat di dalam penyelidikan klinis yang sedang berlangsung,” kata Gary Rabin, ketua dan CEO dari ACT, di dalam siaran pers. “Kami berencana untuk mempublikasikan hasil tambahan dari penyelidikan klinis ketika kami sudah memiliki data yang signifikan.”
Uji lebih lanjut yang akan dilakukan oleh Perusahaan dari Boston akan melibatkan puluhan peserta, bila dibandingkan dengan uji tahap awal yang hanya melibatkan 12 peserta. Jika pengobatan yang digunakan berhasil melewati uji keamanan dan uji keberhasilan, maka pengobatan tersebut memiliki potensi untuk menyembuhkan 200 juta orang di seluruh dunia yang mengalami degenerasi makula terkait usia pada tahun 2020, peneliti memperkirakan.
Saat ini, tidak ada pilihan pengobatan lain untuk bentuk paling umum dari degenerasi makula yang berkaitan dengan usia. Irina Klimanskaya, direktur perusahaan stem-cell biology, mengatakan bahwa pengobatan baru ini telah memberikan harapan bagi orang-orang yang mengalami kebutaan. Salah satu orang bahkan mengucapkan terima kasih melalui pesan suara untuk pekerjaannya, walaupun belum dapat dipastikan apakah pengobatan tersebut bekerja secara optimal.
“Ketika anda mendapatkan pesan seperti ini, anda pasti merasa tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia,” kata Irina Klimanskaya, menurut MIT Technology Review.