Kekuatan Material Komposit Ini Terinspirasi Oleh Udang Mantis

Udang mastis, Odontodactylus scyllarus. (Credit: Silke Baron, Flickr)

Bhataramedia.com – Para peneliti dari University of California, Riverside telah mendesain bahan baru super tangguh yang terinspirasi dari bagian “pemukul” udang mantis. Tim peneliti mengatakan bahwa material baru tersebut lebih kuat dari bahan yang biasa digunakan untuk membangun pesawat.

Udang mantis merak, atau Stomatopoda memiliki “tinju” dengan kecepatan setara dengan peluru kaliber-22 dan dapat merobek air. Hal tersebut telah menginspirasi para ilmuwan untuk menciptakan suatu material yang memiliki struktur yang tahan terhadap benturan. Meskipun telah digunakan selama ribuan kali, bagian pemukul udang mantis tidak pecah, itulah sebabnya mengapa peneliti ingin mempelajari strukturnya.

“Semakin kita mempelajari bagian pemukul dari Crustacea kecil ini, semakin kita menyadari bahwa struktur yang dimiliki pemukul tersebut dapat kita aplikasikan pada material yang kita gunakan setiap hari,” kata David Kisailus, dari UC Riverside di Bourns College of Engineering, di dalam suatu rilis berita.

Penelitian yang diterbitkan di Air Force Office of Scientific Research ini didanai oleh Air Force Office of Scientific Research dan National Science Foundation.

Seperti dilansir Nature World News (23/4/2014), penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bagian pemukul udang mantis memiliki beberapa bagian, termasuk bagian endocuticle yang memiliki lapisan serat termineralisasi. Lapisan tersebut tersusun secara spiral dan bertindak sebagai peredam kejut.

Di dalam penelitian ini, peneliti menciptakan karbon komposit serat-epoxy yang meniru struktur spiral atau helicoidal dengan desain berlapis dari bagian pemukul udang mantis.

Para peneliti bahkan melakukan pengujian untuk mengukur kekuatan materi baru tersebut. Mereka menciptakan dua struktur kontrol. Struktur pertama adalah unidimensional, struktur ini menempatkan lapisan bahan di atas satu sama lain secara langsung. Struktur kedua adalah kuasi-isotropik, pada struktur ini lapisan bahan diatur secara bergantian dengan orientasi yang berbeda; lapisan pertama ditempatkan pada sudut 0 derajat, yang kedua pada sudut -45 derajat, ketiga pada sudut +45 derajat, keempat pada 90 derajat dan seterusnya.

Para peneliti menemukan bahwa struktur helicoid memiliki fungsi yang lebih baik untuk menangkal kerusakan eksternal daripada kedua struktur kontrol. Menurut para peneliti, struktur ini dapat digunakan untuk membuat material yang dapat diaplikasikan di dalam industri pesawat dan otomotif. Bahkan, angkatan bersenjata dapat menggunakan material tersebut sebagai rompi anti peluru.

“Alam memiliki keragaman spesies yang luar biasa, keragaman tersebut dapat memberikan kita petunjuk mengenai desain baru dan rute sintetis untuk material canggih yang dapat digunakan pada mobil, pesawat dan aplikasi struktural lainnya,” kata Kisailus di dalam rilis berita.

You May Also Like