Penggunaan Nanoteknologi untuk Memerangi Malaria

sel darah merah, malaria

Bhataramedia.com – Parasit malaria menyerang sel-sel darah merah manusia, mengganggu sel darah merah dan menulari sel darah merah lainnya. Para peneliti di University of Basel dan Swiss Tropical and Public Health Institute saat ini telah mengembangkan apa yang disebut “nanomimic” dari membran sel inang yang dapat mengelabui parasit. Penemuan ini dapat mengarah pada pengobatan dan strategi vaksinasi baru di dalam memerangi malaria dan penyakit menular lainnya. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal ilmiah ACS Nano.

Saat ini, vaksin untuk kebanyakan penyakit menular belum ada. Selain itu, perlawanan atau resistensi terhadap obat yang saat ini digunakan menyebar dengan cepat. Strategi inovatif dengan menggunakan mekanisme aksi yang baru diperlukan untuk melawan penyakit-penyakit tersebut. Parasit malaria, Plasmodium falciparum, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles adalah salah satu contohnya. Malaria masih bertanggung jawab untuk lebih dari 600.000 kematian setiap tahunnya dan terutama menyerang anak-anak di Afrika (WHO, 2012).

Gelembung buatan dengan reseptor

Parasit malaria biasanya menyerang sel-sel darah merah manusia, dimana parasit tersebut bersembunyi dan berkembang biak. Parasit ini kemudian membuat sel inang “meledak” dan menginfeksi sel-sel baru. Dengan menggunakan nanomimic, siklus ini dapat secara efektif terganggu. Parasit tersebut akan terikat pada nanomimic, bukan sel-sel darah merah.

Para peneliti dari kelompok yang dipimpin oleh Prof. Wolfgang Meier, Prof. Cornelia Palivan (University of Basel) dan Prof. Hans-Peter Beck (Swiss TPH) telah berhasil merancang dan menguji nanomimic sel inang. Mereka mengembangkan prosedur sederhana untuk menghasilkan vesikel polimer (gelembung buatan kecil) dengan reseptor sel inang di permukaannya. Penyusunan vesikel polimer tersebut dengan reseptor inang yang larut di dalam air dilakukan dengan menggunakan campuran dua blok kopolimer yang berbeda. Di dalam larutan air, nanomimic secara spontan terbentuk dengan sendirinya.

Memblokir parasit dengan efisien

Biasanya, parasit malaria menghancurkan sel-sel inang mereka setelah 48 jam dan kemudian menginfeksi sel-sel darah merah baru. Pada tahap ini, parasit harus berikatan dengan reseptor sel inang tertentu. Nanomimic dapat mengikat parasit tersebut, sehingga menghalangi invasi sel-sel baru. Parasit tidak lagi mampu menyerang sel inang, namun, masih dapat sepenuhnya diakses oleh sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti memeriksa interaksi nanomimic dan parasit malaria secara rinci dengan menggunakan fluoresensi dan mikroskop elektron. Sejumlah besar nanomimic mampu mengikat parasit dan mengurangi infeksi 100 kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan dengan bentuk larut dari reseptor sel inang. Dengan kata lain, untuk memblokir semua parasit, diperlukan konsentrasi 100 kali lebih tinggi dari larutan reseptor sel inang.

“Hasil penelitian kami dapat mengarah kepada pengobatan alternatif dan strategi vaksin baru di masa depan,” kata Adrian Najer, penulis pertama penelitian, seperti dilansir University of Basel (09/12/2014).

Oleh karena banyak patogen lainnya menggunakan reseptor sel inang yang sama untuk invasi, nanomimic kemungkinan juga dapat digunakan terhadap penyakit menular lainnya. Proyek penelitian ini didanai oleh Swiss National Science Foundation dan NCCR “Molecular Systems Engineering”.

You May Also Like