Bhataramedia.com – Menurut para peneliti di Georgia State University dan Cornell University, meningkatkan kesehatan mikrobiota usus (bakteri yang hidup di dalam usus) dapat membantu mengobati atau mencegah sindrom metabolik. Suatu kombinasi faktor risiko yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, diabetes dan stroke. Temuan mereka diterbitkan di jurnal Gastroenterology.
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan teknis yang telah ditingkatkan, sehingga membuat hasil yang lebih signifikan.
Tim peneliti yang terlibat termasuk Dr. Andrew Gewirtz, seorang profesor di Institute for Biomedical Sciences di Georgia State; Dr. Benoit Chassaing, rekan post doktoral di Georgia State dan Dr. Ruth Ley dari departemen Mikrobiologi dan Biologi Molekuler di Cornell.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengembangkan sarana untuk mempromosikan mikrobiota yang lebih sehat dapat mengobati atau mencegah penyakit metabolik,” kata Gewirtz.
“Mereka mengkonfirmasi konsep bahwa mengubah mikrobiota dapat mempromosikan peradangan tingkat rendah dan sindrom metabolik, serta memajukan mekanisme yang mendasarinya. Kami menunjukkan bahwa populasi bakteri yang berubah lebih agresif di dalam menginfiltrasi tuan rumah dan memproduksi zat, flagellin dan lipopolisakarida, yang selanjutnya meningkatkan peradangan,” lanjut dia, seperti dilansir Georgia State University (24/11/2014).
Menurut American Heart Association, sindrom metabolik adalah kondisi kesehatan serius yang mempengaruhi 34 persen orang dewasa Amerika. Seseorang didiagnosis dengan sindrom metabolik ketika mereka memiliki tiga faktor risiko seperti berikut; pinggang yang besar, tingkat trigliserida tinggi (jenis lemak yang ditemukan di dalam darah), tingkat kolesterol HDL rendah, tekanan darah tinggi dan gula darah puasa tinggi. Menurut National Institutes of Health, seseorang dengan sindrom metabolik dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung dan lima kali lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes.
Oleh karena sindrom metabolik menjadi lebih umum, para ilmuwan mengeksplorasi kemungkinan penyebabnya. Di dalam penelitian sebelumnya yang diterbitkan di Sains, Gewirtz, Ley dan peneliti lainnya menunjukkan perubahan mikrobiota usus berperan di dalam mempromosikan sindrom metabolik.
Mikrobiota usus melakukan fungsi penting di dalam kesehatan. Apabila terjadi disregulasi, maka dapat mempromosikan penyakit inflamasi kronis seperti penyakit Crohn dan ulcerative colitis. Selain itu, perubahan mikrobiota usus juga mempromosikan peradangan yang menyebabkan sindrom metabolik.
“Kami telah mengisi banyak rincian mengenai cara kerjanya. Penyebabnya adalah hilangnya TLR5 pada epitel. TLR5 adalah sel-sel yang melapisi permukaan usus dan memiliki kemampuan untuk secara cepat merespon bakteri. Kemampuan itu hilang, sehingga menghasilkan populasi bakteri lebih agresif yang semakin dekat dan menghasilkan zat-zat yang mendorong peradangan,” jelas Gewirtz.