Kacang Kenari Ternyata Perlambat Kanker Prostat

kacang kenari

Bhataramedia.com – Kenari dan minyak yang terbuat dari kenari, telah terbukti dapat memperlambat pertumbuhan kanker prostat, serta mengurangi kadar kolesterol dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Para peneliti di University of California-Davis mendasarkan temuan tersebut pada penelitian yang melibatkan tikus laboratorium, namun juga diyakini memiliki implikasi bagi manusia.

Penelitian baru yang dipublikasikan secara online di Journal of Medicinal Food tersebut, menemukan bahwa manfaat kesehatan dari diet kaya kenari atau minyak kenari dapat mengurangi kadar hormon IGF-1. Hormon ini sebelumnya telah diketahui terlibat di dalam kanker prostat dan kanker payudara. Temuan terbaru ini telah menepis anggapan lama bahwa makanan rendah lemak lebih sehat.

“Selama bertahun-tahun, pemerintah Amerika Serikat telah memerangi makanan berlemak dan saya pikir itu sudah merugikan kami,” kata pemimpin penelitian dan ahli gizi, Paul Davis. “Kenari adalah contoh sempurna. Walaupun kenari tinggi akan lemak, lemak tersebut tidak mendorong pertumbuhan kanker prostat. Bahkan, kenari melakukan hal yang berlawanan ketika diberikan pada tikus percobaan. ”

Di dalam studi baru ini, tikus diberi makan kenari utuh, minyak kenari dan lemak yang mirip lemak kenari yang mengandung asam lemak omega-3 selama 18 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenari dan minyak kenari mengurangi kolesterol dan memperlambat pertumbuhan kanker prostat. Namun, lemak yang mirip lemak kenari tidak memiliki efek ini. Hal ini membenarkan bahwa komponen kenari lainnya yang menyebabkan perbaikan, bukan omega-3.

“Kami menunjukkan bahwa perbaikan tersebut terjadi bukan karena omega-3 itu sendiri, meskipun perbaikan tersebut dapat terjadi akibat kombinasi dari omega-3 dengan senyawa apa pun yang ada di dalam minyak kenari,” kata Davis, seperti dilansir University of California-Davis (14/11/2014).

“Saat ini adalah musim liburan dan kenari adalah bagian dari sejumlah hidangan liburan. Jangan ragu untuk mengkonsumsinya secara berlebihan,” lanjut dia.

Studi ini sebagian didanai oleh American Institute for Cancer Research dan California Walnut Board.

You May Also Like