Peningkatan Pengobatan Individual Pasien Kanker Kandung Kemih

mutasi, bioinformatika, kanker kandung kemih
mutasi, bioinformatika, kanker kandung kemih
Grafis ini menggambarkan mutasi dan analisis bioinformatika.(Credit: Jakob Skou, Philippe Lamy)

Bhataramedia.com – Kanker kandung kemih adalah penyakit yang sering mempengaruhi sekitar 1.900 orang di Denmark setiap tahunnya. Sebagian besar pasien ini hanya memiliki tumor superfisial di kandung kemih ketika penyakit ini didiagnosis. Selama bertahun-tahun, kelompok pasien ini akan sering diperiksa dan selama ini pula banyak yang mendapatkan tumor baru. Beberapa kasus mengembangkan kanker agresif sehingga perlu untuk menghilangkan kandung kemih atau menerima kemoterapi.

Tim peneliti dari Aarhus University Hospital dan Aarhus University yang dipimpin oleh profesor Torben Ørntoft dan profesor Lars Dyrskjøt telah bertugas pada proyek penelitian di Eropa lebih besar, yang memetakan mekanisme molekuler dari tahap awal kanker kandung kemih pada 460 pasien di Denmark, Swedia, Belanda, Jerman, Spanyol dan Serbia. Para peneliti menemukan bahwa tumor jenis ini dapat dibagi menjadi tiga kelas utama dengan karakteristik molekuler dan pengembangan penyakit yang berbeda. Temuan ini kemungkinan penting untuk penilaian risiko dan pilihan pengobatan berikutnya.

Para peneliti menemukan bahwa tumor kandung kemih dari kelompok molekuler dengan risiko tinggi mengembangkan penyakit agresif berisi mutasi pada gen dan jalur molekuler sering dikaitkan dengan tahap akhir dari penyakit. Selain itu, para peneliti mengamati perubahan gen yang terlibat dalam regulasi struktur genom pada 86% dari tumor. Pengetahuan baru ini dapat memfasilitasi penggunaan obat baru yang ditargetkan pada perubahan-perubahan tertentu tersebut.

“Studi ini memberikan wawasan baru dan berharga ke dalam biologi tumor kandung kemih pada tahap awal penyakit. Pemeriksaan klinis dan patologis tumor individual tidak selalu mencerminkan risiko agresivitas penyakit di kemudian hari. Penelitian ini memberikan alat untuk penilaian risiko terhadap pasien dan dengan demikian untuk memberikan pengobatan optimal,” kata profesor Lars Dyrskjøt, seperti dilansir Aarhus University Hospital (17/06/2016).

Referensi Jurnal :

Hedegaard J, Lamy P, Nordentoft I, Algaba F, Høyer S, Ulhø BP3, Vang S, Reinert T, Hermann GG, Mogensen K, Thomsen MBH, Nielsen MM, Marquez M, Segersten U, Aine M, Höglund M, Birkenkamp-Demtröder K, Fristrup N, Borre M, Hartmann A, Stöhr R, Wach S, Keck B, Seitz AK, Nawroth R, Maurer T, Tulic T, Simic T, Junker K, Horstmann M, Harving N, Petersen AC, Calle ML, Steyerberg EW, Beukers W, van Kessel K, Jensen JB, Pedersen JS, Malmström PU, Malats N, Real FX, Zwarthoff EC, Ørntoft TF, and Dyrskjøt L. Comprehensive Transcriptional Analysis of Early-Stage Urothelial Carcinoma. Cancer Cell, July 2016 DOI: 10.1016/j.ccell.2016.05.004.

You May Also Like