Raja Richard III : Kasus Ditutup Setelah 529 Tahun

sisa kerangka raja richard III

Bhataramedia.com – Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Dr. Turi King dari Departemen Genetika Universitas Leicester memberikan bukti kuat bahwa kerangka yang ditemukan di bawah tempat parkir mobil di Leicester memang merupakan sisa-sisa kerangka Raja Richard III.  Hasil temuan ini menutup apa yang mungkin menjadi pemecahan hasil forensik tertua hingga saat ini.

Tim peneliti, termasuk Profesor Sejarah Inggris, Kevin Schürer, yang juga merupakan Pro-Vice-Chancellor for Research di University of Leicester. Kevin Schürer memimpin penelitian genealogical (silsilah) untuk proyek tersebut. Temuan mereka diterbitkan secara online tanggal 2 Desember di jurnal peer-review Nature Communications.

Para peneliti mengumpulkan DNA dari kerabat yang masih hidup dari Richard III. Mereka kemudian menganalisis beberapa penanda genetik, termasuk genom mitokondria lengkap yang diwariskan melalui garis ibu, dan penanda kromosomal-Y yang diwariskan melalui garis ayah, baik dari sisa-sisa kerangka maupun kerabat yang masih hidup.

Sementara penanda kromosomal-Y berbeda, genom mitokondria menunjukkan kecocokan genetik antara kerangka dan kerabat garis ibu. Hasil penelitian sebelumnya tidaklah mengejutkan karena kemungkinan untuk kesalahan peristiwa keturunan dari ayah cukup tinggi setelah begitu banyak generasi. Karya ilmiah ini juga merupakan yang pertama kali melakukan analisis statistik dari semua bukti untuk membuktikan tanpa keraguan bahwa ‘Skeleton 1’ dari situs Greyfriars di Leicester memang sisa-sisa jenazah Raja Richard III.

Para peneliti juga menggunakan penanda genetik untuk menentukan warna rambut dan mata dari Raja Richard III. Mereka kemudian menemukan bahwa dia memiliki rambut pirang dan kemungkinan mata biru. Dugaan ini mirip dengan penggambaran di salah satu potret yang dimiliki Society of Antiquaries di London.

Tim peneliti kini berencana untuk mensekuensing genom lengkap dari Raja Richard III untuk mempelajari lebih lanjut mengenai raja Inggris terakhir yang gugur di dalam peperangan tersebut.

University of Leicester merupakan penyandang dana utama dari penelitian ini dan sebagian didanai oleh Wellcome Trust dan Leverhulme Trust.

“Naskah ilmiah kami mencakup semua analisis genetik dan silsilah yang terlibat di dalam identifikasi sisa-sisa ‘Skeleton 1’ dari situs Greyfriars di Leicester dan merupakan yang pertama kali menarik kesimpulan secara bersama-sama dari semua bukti untuk sampai pada suatu kesimpulan mengenai identitas sisa-sisa kerangka tersebut. Bahkan dengan analisis yang sangat konservatif, bukti-bukti yang ada sangat kuat untuk membuktikan bahwa ini memang sisa-sisa kerangka Raja Richard III. Penelitian ini telah menutup kasus orang yang hilang selama lebih dari 500 tahun,” kata Dr. King, seperti dilansir University of Leicester (02/12/2014).

“Kombinasi bukti menegaskan sisa-sisa kerangka sebagai Richard III. Hal yang paling penting adalah triangulasi dari keturunan garis ibu. Jeda di garis kromosom-Y tidak terlalu mengejutkan mengingat sering adanya kesalahan pada garis keturunan ayah. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan spekulatif yang menarik mengenai penerus Raja Richard III, tambah Profesor Schürer.

You May Also Like