Bhataramedia.com – Tingkat yang lebih tinggi dari dua jenis lemak, yaitu kolesterol total dan trigliserida, dalam darah pria yang menjalani operasi untuk kanker prostat, dikaitkan dengan peningkatan risiko kekambuhan penyakit tersebut. Hal ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, sebuah jurnal dari American Association for Cancer Research.
“Sementara penelitian laboratorium mendukung peranan penting kolesterol terhadap kanker prostat, bukti berdasarkan populasi telah menghubungkan kolesterol dan kanker prostat,” kata Emma Allott, PhD, postdoctoral associate di Duke University School of Medicine di Durham, North Carolina. “Hungungan antara obesitas, kolesterol, dan kanker prostat sangatlah penting mengingat bahwa kadar kolesterol dapat segera dimodifikasi dengan diet dan atau penggunaan statin, dan hal ini juga penting sebab implikasinya yang praktis untuk pencegahan dan pengobatan kanker prostat.” Tambahnya seperti dilansir American Association for Cancer Research (10/10/2014).
“Temuan kami menunjukkan bahwa normalisasi, atau bahkan normalisasi parsial tingkat lipid serum antara laki-laki dengan dislipidemia [profil lipid yang abnormal] dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker prostat,” kata Allott.
Allott, Stephen Freedland, MD, associate professor bedah di Duke University School of Medicine, dan rekan penelitinya, menganalisis data dari 843 pria yang menjalani prostatektomi radikal setelah diagnosis kanker prostat dan pasien yang tidak pernah mengambil statin sebelum operasi. Mereka menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar trigliserida serum 150 mg/dL atau lebih tinggi ternyata memiliki 35 persen peningkatan risiko kekambuhan kanker prostat, bila dibandingkan dengan pasien yang memiliki tingkat normal trigliserida. Di antara mereka dengan profil lipid darah yang abnormal, untuk setiap 10 mg/dL peningkatan kolesterol serum total di atas 200 mg/dL, akan terjadi 9 persen peningkatan risiko kekambuhan kanker prostat.
Untuk setiap 10 mg/dL peningkatan high density lipoprotein (HDL, yang dikenal sebagai kolesterol “baik”) di antara manusia dengan HDL normal (di bawah nilai yang diinginkan dari 40 mg / dL), risiko kekambuhan kanker prostat diturunkan sebesar 39 persen.
“Mengingat bahwa 45 persen kematian di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan penyakit jantung dan kanker, dengan kanker prostat menjadi penyebab paling umum kedua kematian akibat kanker pada laki-laki di Amerika Serikat, maka pemahaman peran dislipidemia sebagai faktor risiko bersama yang dapat dimodifikasi untuk kedua ini penyebab umum kematian tersebut sangatlah penting,” tambahnya.
Subyek penelitian diidentifikasi dari database Shared Equal Access Regional Cancer Hospital (SEARCH) dan dirawat di salah satu dari enam Veterans Affairs Medical Centers in California, North Carolina, dan Georgia.
Dari 843 orang yang diteliti, 343 orang diantaranya berkulit hitam, 325 orang memiliki kadar kolesterol normal, 263 memiliki kadar trigliserida yang abnormal, dan 293 memiliki kekambuhan biokimia, yang didefinisikan sebagai meningkatnya kadar PSA setelah pengobatan kanker prostat, dan hal ini menunjukkan kambuhnya kanker prostat pasien.