Cabai Dapat Membuka Pengobatan Baru Untuk Obesitas

cabai merah
cabai merah
Cabai.

Bhataramedia.com – Peneliti dari University of Adelaide telah menemukan diet tinggi lemak dapat mengganggu reseptor penting yang terletak di perut yang memberi sinyal rasa kenyang.

Diterbitkan di jurnal PLoS ONE, peneliti dari University’s Centre for Nutrition and Gastrointestinal Diseases (berbasis di South Australian Health and Medical Research Institute) menyelidiki hubungan antara reseptor pedas (TRPV1) di perut dan perasaan kenyang pada penelitian di laboratorium.

“Perut meregang ketika penuh, hal ini mengaktifkan saraf di perut untuk memberitahu tubuh bahwa telah memiliki cukup makanan. Kami menemukan bahwa aktivasi ini diatur melalui reseptor pedas atau TRPV1,” kata Associate Professor Amanda Page, Senior Research Fellow di University of Adelaide School of Medicine dan penulis utama penelitian.

“Telah diketahui dari penelitian sebelumnya bahwa capsaicin, senyawa yang ditemukan pada cabai, mengurangi asupan makanan pada manusia. Apa yang kami temukan adalah ketika reseptor TRPV1 dihilangkan, akan menghambat respon saraf lambung untuk meregang, sehingga menghasilkan perasaan kenyang yang tertunda dan mengkonsumsi lebih banyak makanan. Oleh karena itu bagian dari efek capsaicin pada asupan makanan dimediasi melalui perut.

“Kami juga menemukan bahwa reseptor TRPV1 dapat terganggu pada diet tinggi lemak yang menyebabkan obesitas,” katanya, seperti dilansir University of Adelaide (18/08/2015).

Dr. Stephen Kentish mengatakan bahwa temuan ini akan menginformasikan studi lebih lanjut dan pengembangan terapi baru.

“Sangat menarik bahwa kita saat ini mengetahui lebih banyak tentang jalur reseptor TRPV1 dan bahwa konsumsi capsaicin kemungkinan dapat mencegah makan berlebihan melalui tindakannya pada saraf di perut,” kata Dr. Kentish, National Health and Medical Research Council (NHMRC) Fellow dari University of Adelaide’s School of Medicine.

“Tahap selanjutnya dari penelitian akan melibatkan investigasi mekanisme di balik aktivasi reseptor TRPV1 dengan tujuan mengembangkan terapi yang lebih tepat.

“Kami juga akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan mengapa diet tinggi lemak mengganggu reseptor TRPV1 dan menyelidiki apakah kita dapat membalikkan kerusakan tersebut,” katanya.

Referensi Jurnal :

Stephen J. Kentish, Claudine L. Frisby, Stamatiki Kritas, Hui Li, George Hatzinikolas, Tracey A. O’Donnell, Gary A. Wittert, Amanda J. Page. TRPV1 Channels and Gastric Vagal Afferent Signalling in Lean and High Fat Diet Induced Obese Mice. PLOS ONE, 2015; 10 (8): e0135892 DOI: 10.1371/journal.pone.0135892.

You May Also Like