Bhataramedia.com – Bakteri patogen telah mengembangkan mesin pembunuh yang bekerja sangat khusus dan sangat efisien. Para ilmuwan dari University of Freiburg telah memecahkan mekanisme molekuler dari racun ikan yang dapat digunakan di masa depan sebagai obat untuk mengobati kanker. Saat ini para ilmuwan telah menerbitkan penelitian mereka di jurnal Nature Communications.
Dilansir Albert-Ludwigs-Universität Freiburg (24/07/2015), spesies patogen Yersinia dapat menyebabkan penyakit pes dan infeksi gastrointestinal serius pada manusia. Farmakolog, Dr. Thomas Jank dan rekan-rekannya di kelompok penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Klaus Aktories di University of Freiburg telah mempelajari patogen dari keluarga Yersinia (Yersinia ruckeri). Patogen ini menyebabkan penyakit redmouth di Salmonidae, yang meliputi ikan salmon dan trout, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan besar di industri perikanan.
Kelompok peneliti mampu mengidentifikasi mesin injeksi toksin dalam genom Y. ruckeri. Struktur mesin ini menyerupai virus yang biasanya menyerang bakteri. Kelompok ini menunjukkan bahwa toksin Afp18 di mesin injeksi ini adalah enzim yang menonaktifkan protein RhoA. RhoA bertanggung jawab untuk banyak proses penting pada sel manusia dan ikan. Misalnya, protein ini mengendalikan pembentukan dan degradasi filamen aktin. Filamen ini tidak hanya diperlukan untuk pembelahan sel, tetapi juga untuk penyebaran metastasis tumor dalam tubuh.
Bekerjasama dengan ahli biologi perkembangan, Prof. Dr. Wolfgang Driever, dari University of Freiburg, kelompok riset menyuntikkan racun Afp18 ke dalam embrio ikan zebra. Hasilnya, pembelahan sel diblokir dan embrio ikan tidak berkembang. Toksin menyebabkan filamen aktin pada sel ikan runtuh. Hal ini karena Afp18 menempelkan molekul gula (N-asetilglukosamin) ke asam amino tirosin di RhoA.
Menurut para ilmuwan, ini adalah reaksi yang sangat tidak biasa di alam. Tim peneliti mampu menjelaskan mekanisme tersebut pada tingkat atom melalui analisis X-ray dari kristal Afp18-modified RhoA. Untuk melakukan hal ini, mereka berkolaborasi dengan Prof. Dr. Daan von Aalten dari Universitas Dundee, Skotlandia. Protein regulator Rho, terlibat pada pertumbuhan kanker, terutama metastasis. Untuk alasan ini, para peneliti dari University of Freiburg percaya bahwa racun ikan ini memiliki potensi terapeutik yang besar untuk pengobatan kanker.
Referensi Jurnal :
Thomas Jank, Stephanie Eckerle, Marcus Steinemann, Christoph Trillhaase, Marianne Schimpl, Sebastian Wiese, Daan M. F. van Aalten, Wolfgang Driever, Klaus Aktories. Tyrosine glycosylation of Rho by Yersinia toxin impairs blastomere cell behaviour in zebrafish embryos. Nature Communications, 2015; 6: 7807 DOI: 10.1038/ncomms8807.