Bhataramedia.com – Obat baru yang bertindak sebagai penghalang untuk malaria, dapat menyembuhkan tikus yang terinfeksi oleh malaria. Temuan ini berdasarkan studi yang diterbitkan di Journal of Experimental Medicine. Pengobatan tidak berkaitan dengan efek samping yang jelas, sehingga menunjukkan bahwa obat tersebut kemungkinan juga aman dan efektif pada manusia.
Dilansir Rockefeller University (20/07/2015), hampir 200 juta kasus malaria terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya dan sekitar 500.000 orang (kebanyakan anak-anak Afrika) meninggal akibat penyakit tersebut. Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium falciparum (Pf), meskipun penyakit ini dapat diobati dengan obat antimalaria, obat tersebut biasanya keras dan resistensi sering berkembang.
Pada tahun 2011, sekelompok ilmuwan dari Wellcome Trust Sanger Institute di Inggris menemukan bahwa protein manusia yang disebut “basigin” diperlukan oleh semua strain Pf untuk menyerang sel-sel darah merah, tahap penting dari siklus hidup parasit ini. Antibodi yang menghalangi interaksi antara basigin dan protein parasit “PfRH5” telah dikenal dapat memblokir infeksi Pf yang di kultur di laboratorium. Kelompok peneliti dari Sanger Institute saat ini telah mengembangkan obat anti-basigin yang tidak beracun (disebut Ab-1), yang dapat menyembuhkan tikus yang terinfeksi malaria.
Transisi obat baru yang menjanjikan tersebut dari tikus ke manusia, biasanya membutuhkan uji klinis mahal dan memakan waktu, tetapi jalan untuk Ab-1 kemungkinan akan lebih mudah. Basigin juga diketahui telah terlibat dalam perkembangan kanker tertentu dan penyakit graft-versus-host pada pasien transplantasi, serta obat yang menghalangi protein ini telah terbukti aman dan efektif pada pasien dan sudah digunakan secara klinis.
Referensi Jurnal :
Zenonos, Z.A., et al. 2015. Basigin is a druggable target for host-oriented antimalarial interventions. J. Exp. Med. doi: 10.1084/jem.20150032.