Bhataramedia.com – Peneliti pengobatan rasa sakit dari University of Queensland, telah menemukan ribuan peptida baru yang tersembunyi di dalam racun dari satu jenis siput kerucut di Queensland.
Para peneliti berharap molekul-molekul baru tersebut akan mengarah pada obat baru untuk mengobati rasa sakit dan kanker.
Profesor Paul Alewood, dari UQ Institute for Molecular Bioscience, mengatakan bahwa dia dan timnya menggunakan alat biokimia dan bioinformatika untuk mengembangkan metode baru untuk menganalisis struktur racun pada bisa, sehingga memungkinkan mereka untuk menggali lebih dalam dari sebelumnya.
“Bisa siput kerucut diketahui mengandung racun yang terbukti dapat digunakan untuk pengembangan obat baru,” katanya.
“Studi ini untuk pertama kalinya memberikan gambaran mengenai racun yang ada dalam bisa siput kerucut tunggal. Bisa siput kerucut terdiri dari campuran bahan kimia yang kompleks dan di masa lalu, potensi dari bisa ini telah diabaikan,” kata Profesor Alewood.
Dengan menggunakan metode baru, mereka secara akurat mengukur dan menganalisis struktur, aktivitas dan komposisi beragam protein di dalam bisa. Peneliti menemukan jumlah tertinggi dari peptida (mini-protein) yang diproduksi pada satu siput kerucut.
“Kami juga menemukan enam ‘kerangka’ asli [molekul berbentuk 3D yang cocok digunakan sebagai obat], yang kita harapkan akan mendukung pengembangan obat di masa depan,” kata profesor Alewood.
Ada 25 kerangka molekul yang telah ditemukan selama 25 tahun terakhir, banyak yang telah digunakan sebagai obat atau obat utama untuk beberapa penyakit.
“Kami berharap kerangka molekul yang baru kami temukan ini juga akan mengarah pada obat baru, yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri, kanker dan berbagai penyakit lainnya,” ujar profesor Alewood, seperti dilansir University of Queensland (06/07/2015).
Spesies siput kerucut yang dipelajari oleh para peneliti (Conus episcopatus) ditemukan di sepanjang pantai timur Australia dan merupakan salah satu dari 700 spesies siput kerucut yang berbeda.
“Kami mengantisipasi ada molekul jauh lebih menarik yang dapat ditemukan pada bisa dari spesies lain, dan kami tertarik untuk mengeksplorasi ini menggunakan pendekatan baru kami,”
“Metode analisis baru ini juga dapat digunakan dalam penelitian mengenai racun hewan lainnya, atau di bidang terkait, seperti mempelajari ekspresi protein dari sel. ”
“Ini akan membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai biologi, mencari pola penyakit atau menemukan potensi obat baru.”
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut, didanai oleh National Health and Medical Research Council.
Referensi Jurnal :
Vincent Lavergne, Ivon Harliwong, Alun Jones, David Miller, Ryan J. Taft, and Paul F. Alewood. Optimized deep-targeted proteotranscriptomic profiling reveals unexplored Conus toxin diversity and novel cysteine frameworks. PNAS, July 2015 DOI: 10.1073/pnas.1501334112.