Pria dengan ‘Testosteron Rendah’ Memiliki Tingkat Depresi yang Lebih Tinggi

pusing, lelah
pusing, lelah
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Para peneliti di Universitas George Washington (GW), yang dipimpin oleh Michael S. Irwig, M.D., menemukan bahwa pria dengan tingkat testosteron pada ambang batas memiliki tingkat depresi dan gejala depresi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pria normal.

“Pada era di mana semakin banyak pria yang memiliki tingkat testosteron yang lebih rendah, hanya ada data yang sangat sedikit mengenai pria yang memiliki kadar testosteron pada ambang batas,” kata Irwig, profesor kedokteran dan direktur Center for Andrology di GW School of Medicine and Health Sciences.

“Kami merasa penting untuk mengeksplorasi kesehatan mental dari populasi ini,” lanjut Irwig, seperti dilansir George Washington University Medical Center (01/07/2015).

Penelitian tersebut, dijadwalkan untuk dipublikasikan secara online pada tanggal 1 Juli di Journal of Sexual Medicine. Penelitian ini melibatkan 200 pria dewasa, berusia 20-77 tahun, dengan usia rata-rata 48 tahun. Mereka dirujuk untuk kadar testosteron total pada ambang batas, antara 200 dan 350 ng/dL. Informasi yang dikumpulkan termasuk demografi, sejarah medis, penggunaan obat, tanda dan gejala hipogonadisme, serta penilaian dari gejala depresi dan diagnosis depresi yang telah diketahui atau penggunaan antidepresan.

Depresi maupun gejala-gejala depresi terjadi pada 56 persen subyek penelitian. Selanjutnya, seperempat dari laki-laki dalam penelitian ini mengambil antidepresan dan bahwa laki-laki ini memiliki tingkat obesitas yang tinggi dan tingkat aktivitas fisik rendah. Gejala yang paling umum adalah disfungsi ereksi, penurunan libido, ereksi pagi yang lebih sedikit, energi rendah dan gangguan tidur.

Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan di daerah studi ini, para peneliti menyimpulkan bahwa dokter harus mempertimbangkan skrining untuk faktor depresi dan depresi gejala, gaya hidup yang tidak sehat dan kelebihan berat badan, pada pria yang dirujuk pada perawatan tersier untuk potensi hipogonadisme (gejala penurunan aktivitas kelenjar gonad).

Referensi Jurnal :

Christopher J. Westley, Richard L. Amdur, Michael S. Irwig. High Rates of Depression and Depressive Symptoms among Men Referred for Borderline Testosterone Levels. The Journal of Sexual Medicine, 2015; DOI: 10.1111/jsm.12937.

You May Also Like