Bhataramedia.com – Para ilmuwan di Washington State University telah menyimpulkan bahwa senyawa di dalam apel yang tidak dicerna, khususnya apel Granny Smith, dapat membantu mencegah gangguan yang berkaitan dengan obesitas. Studi ini diperkirakan menjadi yang pertama kalinya menilai senyawa yang terkandung di dalam varietas apel yang dibudidayakan di Barat Daya Pasifik tersebut. Penelitian ini muncul di dalam edisi cetak bulan Oktober di jurnal Food Chemistry.
“Kita tahu bahwa, secara umum, apel merupakan sumber yang baik dari senyawa yang tidak dapat dicerna tersebut, tetapi ada perbedaan kadar senyawa di dalam varietas,” kata ilmuwan makanan, Giuliana Noratto, peneliti utama studi tersebut.
“Hasil dari penelitian ini akan membantu konsumen untuk membedakan antara varietas apel yang dapat membantu di dalam memerangi obesitas,” lanjut Noratto, seperti dilansir Washington State University (29/9/2014).
Apel hijau Granny Smith menguntungkan pertumbuhan bakteri baik di usus besar karena kandungan tinggi senyawa yang tidak dicerna, termasuk serat dan polifenol, serta kandungan karbohidrat yang rendah. Meskipun telah dikunyah, terkena asam lambung dan enzim pencernaan, senyawa ini tetap utuh ketika mencapai usus besar. Sesampainya di usus besar, senyawa tersebut difermentasi oleh bakteri di dalam usus, yang menguntungkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa yang tidak dicerna dari apel Granny Smith melampaui apel jenis lainnya, seperti Braeburn, Fuji, Gala, Golden Delicious, McIntosh dan Red Delicious.
“Senyawa yang tidak dicerna di dalam apel Granny Smith benar-benar mengubah proporsi bakteri feses dari tikus gemuk menjadi mirip dengan bakteri feses dari tikus ramping,” kata Noratto.
“Penemuan ini dapat membantu mencegah beberapa gangguan yang berkaitan dengan obesitas seperti peradangan kronis yang dapat menyebabkan diabetes. Keseimbangan komunitas bakteri di dalam usus penderita obesitas terganggu. Hal ini menghasilkan produk sampingan mikroba yang menyebabkan peradangan dan mempengaruhi gangguan metabolik yang berkaitan dengan obesitas,” jelas Noratto.
“Apa yang menentukan keseimbangan bakteri di dalam usus kita adalah makanan yang kita konsumsi. Membangun kembali keseimbangan yang sehat dari bakteri di dalam usus dapat menstabilkan proses metabolisme yang mempengaruhi peradangan dan memberikan sensasi kenyang,” katanya.