Peneliti: 30% Anak Ibu Pekerja Indonesia Kurang Gizi

ibu dan anak
ibu dan anak
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Indonesia dalam masa-masa krisis kurang gizi, terutama untuk anak-anak yang orangtuanya bekerja sebagai buruh tidak terampil. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aria Kekalih, MTI pada promosi sidang doktornya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hari Selasa (23/6/2015).

Ia menyebut, bahwa banyak ibu bekerja yang digolongkan sebagai tenaga kerja tidak terampil. Kekurangan gizi kronis mencapai 30 persen lebih besar dibandingkan kekurangan gizi anak pada ibu yang tidak bekerja atau ibu yang bekerja di tingkatan yang lebih baik.

Di dalam disertasinya yang berjudul “Exploring Child Dietary Diversity Practice Among Working Mother and Its Implication to Stunting: A Mixed Method Study to Enhance Secondary Data Analysis of Multiple Nationwide Surveys 2002-2012”.

Menjelaskan bahwa jumlah ibu bekerja pada tingkat terbawah ini berprofesi sebagai buruh tani, tenaga kerja sektor informal, buruh industri kecil. Jumlahnya mencapai 40 persen dari seluruh ibu bekerja.

Studi kualitatif yang dilakukan Aria mendapatkan bahwa pada komunitas ibu bekerja sebagai buruh tidak terampil, tumbuh persepsi yang kompromi terhadap pemberian makanan seadanya karena keterbatasan sumber daya pengasuhan anak, di samping keharusan mereka untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Aria menyimpulkan bahwa kesejahteraan rumah tangga, akses informasi kepada Ibu, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pekerjaan orang tua adalah faktor berhubungan terhadap keragaman makanan yang baik.

Aria juga menyarankan untuk meningkatkan kesadaran pengasuhan anak dan ketrampilan pemberian makanan pendamping ASI dengan keragaman pangan yang cukup sejak anak berusia 6 bulan, selain ASI eksklusif.

Edukasi gizi dapat dilakukan tidak hanya kepada ibu, keluarga dan pengasuh anak, namun juga terhadap komunitas ibu bekerja dengan pemberdayaan program perusahaan sayang ibu dan bayi.

You May Also Like