Mekanisme Baru untuk Infertilitas Pria Ditemukan

sperma, fertilisasi
sperma, fertilisasi
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Studi baru yang dipimpin peneliti Swedia Karolinska Institutet menghubungkan infertilitas pria dengan peradangan prostat autoimun. Temuan ini diterbitkan di urnal Science Translational Medicine.

Infertilitas umum terjadi dan dalam setengah dari semua kasus disebabkan infertilitas pada pria. Meskipun infertilitas pria memiliki banyak kemungkinan penyebab, hal ini sering tetap tidak dapat dijelaskan.

Pada penelitian ini, para peneliti telah menemukan alasan berkurangnya kesuburan pada orang dengan autoimmune polyendocrine syndrome type 1 (APS1). Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit autoimun (disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel sehat) dan sering digunakan sebagai model untuk penyakit autoimun pada umumnya.

Infertilitas umum terjadi pada pria maupun wanita dengan penyakit tersebut. Sementara infertilitas pada wanita dengan APS1 disebabkan oleh tindakan autoimun terhadap ovarium, apa yang menimbulkan infertilitas pada pria tidak pernah dipastikan. Tertarik untuk menyelidiki apakah kesuburan pria dapat dijelaskan oleh reaksi autoimun terhadap beberapa bagian dari organ reproduksi laki-laki, para peneliti di balik studi baru ini meneliti sistem kekebalan tubuh dari 93 pria dan wanita dengan APS1.

“Kami menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh dalam kelompok besar pasien bereaksi terhadap protein yang terbentuk di prostat, yaitu enzim transglutaminase 4,” kata pemimpin penelitian, Dr. Nils Landegren dari Karolinska Institutet’s Department of Medicine di Solna.

“Apa yang kami temukan adalah hanya pria yang bereaksi terhadap transglutaminase 4 dan reaksi kekebalan ini pertama kali muncul pada awal pubertas, ketika kelenjar prostat telah dewasa. Menariknya, penelitian sebelumnya pada tikus telah menunjukkan bahwa transglutaminase 4 memainkan peranan penting dalam kesuburan pria,” jelas Dr. Landegren.

Agar lebih memahami temuan mereka, tim memeriksa hewan model dengan APS1 (yaitu tikus dengan cacat genetik yang sama dengan yang dialami manusia) dan menemukan bahwa tikus jantan secara spontan mengembangkan penyakit radang di kelenjar prostatnya (yang disebut prostatitis) dan bereaksi terhadap transglutaminase 4.

“Temuan ini penting karena menunjukkan mekanisme penyakit baru untuk infertilitas pria, tetapi lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memahami pentingnya prostatitis autoimun untuk infertilitas pria pada umumnya,” kata Dr. Landegren, seperti dilansir Karolinska Institutet (17/06/2015).

Referensi Jurnal :

N. Landegren, D. Sharon, A. K. Shum, I. S. Khan, K. J. Fasano, A. Hallgren, C. Kampf, E. Freyhult, B. Ardesjo-Lundgren, M. Alimohammadi, S. Rathsman, J. F. Ludvigsson, D. Lundh, R. Motrich, V. Rivero, L. Fong, A. Giwercman, J. Gustafsson, J. Perheentupa, E. S. Husebye, M. S. Anderson, M. Snyder, O. Kampe. Transglutaminase 4 as a prostate autoantigen in male subfertility. Science Translational Medicine, 2015; 7 (292): 292ra101 DOI: 10.1126/scitranslmed.aaa9186.

You May Also Like